Sabtu, 20 April 2024
Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta : Senin, 20 Juli 2020 | 19:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Pada hari Kamis (16/07/2020), wahana antariksa milik European Space Agency atau ESA bernama Solar Orbiter berhasil mengambil foto Matahari dari jarak dekat. Banyak netizen dan pecinta sains yang menduga bahwa noda kecil pada foto mirip penampakan tardigrada, makhluk miskroskopis tahan banting.

Sebagai informasi, tardigrada dikenal sebagai makhluk Bumi mikroskopis dengan ketahanan tubuh super tinggi.

Bahkan karena kemampuan tubuhnya, ribuan tardigrada telah dibawa oleh ilmuwan Israel menggunakan wahana antariksa ke Bulan.

Kondisi-kondisi ekstrem bahkan tidak mampu membuat hewan ini lemah atau mati. Tardigrada begitu tahan saat berada di suhu beku, nol oksigen, hingga tekanan tinggi.

Makhluk ini bahkan telah lolos dari lima kepunahan massal yang pernah terjadi di Bumi.

Foto Matahari dari jarak terdekat. (Solar Orbiter/EUI Team/CSL, IAS, MPS, PMOD/WRC, ROB, UCL/MSSL)

Meski mempunyai kemampuan super, noda hitam pada foto Matahari bukan seekor tardigrada.

David Berghmans, seorang peneliti utama pada Solar Orbiter mengungkapkan bahwa tardigrada tidak ada di dekat Matahari dan noda hitam yang ada hanyalah bentuk kecacatan pada foto.

Netizen mengira terdapat penampakan tardigrada di dekat Matahari. (Twitter/ AstroSolJack)

"Dan ketika para peneliti Solar Orbiter melihat bentuk oval yang tampaknya 'merangkak' pada beberapa gambar, mereka menyebutnya sebagai 'tardigrada kecil' dan eksperimen biologi tambahan kami. Tapi pada kenyataannya itu adalah cacat sensor. Dalam pemrosesan di masa mendatang ketika kami lebih mengoptimalkan ini, penampakan akan dibersihkan dan diinterpolasi dari piksel terdekat," kata David Berghmans.

Dikutip dari Livescience, Berghmans menjelaskan bahwa tardigrada terlihat bergerak karena gambar aslinya agak goyah, yang akhirnya diperbaiki oleh para peneliti dengan perangkat lunak.

Setelah perbaikan, noda itu mulai bergerak secara independen sehingga menyebabkan "tardigrada" tampak merangkak.

Panjang tardigrada sekitar 0,012 sampai 0,020 inci, tetapi mereka mampu bertahan hidup di suhu 151 derajat Celcius dan dalam kondisi beku.

Sebuah ilustrasi visual dari beruang air atau tardigrada. (Shutterstock)

Berghmans menambahkan bahwa tardigrada tidak mungkin bertahan hidup pada permukaan Matahari yang suhunya mencapai 5.500 derajat Celsius.

Meski memiliki "kekuatan super" ilmuwan tersebut mengonfirmasi bahwa noda kecil pada foto Matahari bukanlah tardigrada.

BACA SELANJUTNYA

Kapan Gerhana Matahari Hibrida Kembali Terjadi di Indonesia