Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Kematian akibat overdosis narkoba di Amerika Serikat memecahkan rekor tertingginya pada tahun 2019. Berdasarkan data dari lembaga resmi CDC, kematian orang karena overdosis narkoba mencapai puluhan ribu orang.
Sebanyak 70.898 orang di AS meninggal akibat overdosis drugs atau narkoba berdasarkan data yang dilaporkan antara Desember 2018 hingga Desember 2019.
Data sementara overdosis narkoba telah diterbitkan pada pekan lalu oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Namun karena banyak kasus yang tidak dilaporkan, mereka memperkirakan bahwa angka sebenarnya mendekati 71.999 kematian.
Baca Juga
Ini adalah jumlah kematian tertinggi akibat overdosis dalam periode 12 bulan sejak CDC mulai merekam datanya pada tahun 2015.
Ilmuwan dan para ahli menjelaskan bahwa tren kematian didorong oleh opioid sintetik, seperti fentanyl.
Dikatakan hingga 100 kali lebih kuat daripada morfin, fentanyl adalah sepupu heroin sintetis terkenal yang telah menjadi wajah dari krisis opioid Amerika Utara.
Namun, ada juga peningkatan overdosis yang disebabkan oleh heroin, kokain, metamfetamin, dan opioid semisintetik, seperti obat resep oxycodone.
Para ahli mengkhawatirkan bahwa angka-angka di atas kemungkinan dapat terus meningkat setelah wabah pandemi COVID-19 berlangsung.
Pada 8 Juli 2020, American Medical Association (AMA) menjelaskan bahwa mereka "sangat prihatin" setelah menyusun daftar besar laporan media nasional dan lokal yang menunjukkan peningkatan overdosis terkait opioid sejak pandemi global dimulai awal tahun ini.
Saat ini tidak ada bukti konklusif tentang mengapa hal ini terjadi, meskipun sebagian besar ahli percaya itu adalah refleksi dari beberapa hal.
Beberapa hal yang dimaksud termasuk isolasi sosial yang meningkat, ketidakamanan kerja yang lebih besar, dan kurangnya dukungan sosial.
Dikutip dari IFLScience, Richard Jorgensen, MD, DuPage County Coroner, mengungkapkan bahwa terdapat "peningkatan nyata" dalam kasus overdosis fatal di Amerika Serikat beberapa bulan terakhir.
"Kami tidak tahu apakah ini disebabkan oleh perubahan susunan obat-obatan, penggunaan narkoba di jalanan atau karena perubahan terkait COVID-19 saat ini di masyarakat," kata Richard Jorgensen dalam pernyataan di rilis resminya.
Para ahli menyarankan agar mereka perlu "menjangkau dan memperhatikan yang rentan" di masyarakat agar kasus overdosis narkoba tidak melonjak di Amerika Serikat.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
-
Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
-
Benarkah Android Lebih Ribet Dibanding iOS? Riset Menunjukkan Sebaliknya
-
Lagi Merebak di AS, Narkoba Zombie Ini Bikin Busuk Jaringan
-
Bermodal Pistol Nintendo Jadul, Orang Ini Sukses Merampok Toko tetapi Akhirnya Diringkus
-
Giliran Perusahaan Teknologi AS Balik Diblacklist China, Amerika Malah Mengeluh
-
Walau Dibenci Pemerintah AS, Warga Amerika Rupanya Banyak yang Pro TikTok
-
Ilmuwan Ungkap Ada Samudra di Bawah Permukaan Satelitnya Uranus, Ada Makhluk Hidup?
-
Ilmuwan Ungkap Struktur Inti Bulan, Hasilnya Mengejutkan
-
5 Hal Diungkap Tio Pakusadewo tentang Peredaran Narkoba di Lapas, Termasuk Sebut Ada Peran Anak Menteri