Kamis, 25 April 2024
Dinar Surya Oktarini | Amelia Prisilia : Kamis, 23 Juli 2020 | 08:15 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Hampir semua orang tentu pernah mengalami dejavu. Bukan hal aneh dan tidak perlu ditakutkan, rupanya para ilmuwan punya penjelasan ilmiah mengenai hal ini.

Berdasarkan data yang ada, sekitar 70 persen populasi dunia pernah mengalami dejavu. Pada umumnya, dejavu disebut-sebut terjadi karena orang tersebut pernah mengalami kejadian ini di masa lalu.

Namun, hal itu langsung dibantah oleh para ilmuwan. Perasaan dejavu rupanya bukanlah hal yang terjadi karena kamu pernah mengalami kejadian tersebut.

Melansir dari Science Alert, dejavu ternyata adalah tipuan otak yang dilakukan terhadap memori manusia atau orang yang mengalami hal ini. Cara satu ini dilakukan untuk memastikan bahwa memori di otak masih bekerja dengan normal.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Akira O'Connor dari University of St Andrews di Inggris, dejavu terjadi pada pikiran manusia dan disebabkan oleh otak yang tanpa sengaja membuat kesalahan pada memori.

Ilustrasi manusia. (pexels/Burst)

Sinyal yang dikirimkan di memori dan otak pada saat dejavu ini terjadi untuk membuat apa yang dipikirkan oleh kamu seolah pernah dialami sebelumnya.

Pada umumnya, dejavu sering sekali dialami oleh anak muda. Mengenai hal ini, para ilmuwan berpendapat bahwa masa pertumbuhan yang telah selesai pada anak muda ini membuat memorinya mengalami penurunan kualitas.

Karena hal ini, otak akan sering mengirimkan sinyal dan melakukan pemeriksaan berkali-kali pada memori manusia.

Ilustrasi manusia. (Pixabay)

Namun, saat kamu jarang mengalami dejavu, bisa jadi tandanya otak tidak menemukan permasalahan serius pada memori sehingga tidak perlu melakukan pemeriksaan secara berkala.

Walaupun begitu, kondisi dejavu ini sangat wajar terjadi dan dialami oleh manusia pada umumnya. Karena hal tersebut, hal ini tidak perlu dikhawatirkan dan ditakutkan.

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Ungkap bahwa Tikus di New York Mulai Bisa Terjangkit Covid