Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Pada Jumat (24/7/2020), sebuah asteroid raksasa bernama Asteroid 2020 ND resmi melewati Bumi. Disebut-sebut mempengaruhi gravitasi Bumi, bagaimana keadaannya?
Jauh sebelum Asteroid 2020 ND melewati Bumi, NASA sebelumnya menyampaikan kewaspadaan mengenai asteroid tersebut yang berpotensi mempengaruhi gravitasi Bumi.
Melansir dari Bussiness Insider, Asteroid 2020 ND pertama kali terdeteksi pada 17 Juli 1945. Hingga saat ini, asteroid raksasa ini telah melewati Bumi sebanyak empat kali.
Akhirnya melewati Bumi, Asteroid 2020 ND sempat diklasifikasikan sebagai objek dekat Bumi atau Near-Earth Object atau NEO. Karena keberadaannya yang mendekati Bumi, NASA memasukkan asteroid ini ke dalam kategori Potentially Hazardous Asteroid.
Baca Juga
Diketahui, Asteroid 2020 ND ini diprediksi mendekati Bumi pada jarak 0,034 unit astronomi dengan tinggi mencapai 135 meter dan bergerak dalam kecepatan 13,5 kilometer per detik.
Mengutip laman NEO milik NASA, Asteroid 2020 ND berada dalam titik terdekat dengan Bumi pada jarak 5.086.328 kilometer dengan kecepatan 48.000 kilometer per jam.
Cukup mengkhawatirkan, menurut NASA, Asteroid 2020 ND adalah benda luar angkasa yang sangat mengerikan karena memiliki ukuran yang cukup besar serta langsung mendekati Bumi dalam waktu yang amat singkat.
Hal ini yang lalu membuat NASA mengkategorikan Asteroid 2020 ND sebagai salah satu benda luar angkasa yang berada pada Potentially Hazardous Asteroid atau PHA.
Asteroid yang masuk dalam kategori Potentially Hazardous Asteroid ini biasanya didefinisikan sebagai asteroid yang melakukan pendekatan pada Bumi dan tentu saja sangat mengancam lokasi tinggal manusia.
Beruntung, usai melintasi Bumi, tidak ada hal berarti yang terjadi akibat kedatangan Asteroid 2020 ND ini. Lebih lanjut, untuk menghindari hal serupa terjadi di masa mendatang, NASA terus melakukan pemantauan secara berkala mengenai aktivitas benda-benda luar angkasa.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
-
Berapa Jarak Bumi ke Matahari dan Bagaimana Cara Mengukurnya?
-
Berapa Jarak Bumi ke Bulan, Lengkap Fakta Menariknya
-
Kenapa Bintang Digambarkan dengan Lima Sudut, Padahal Aslinya Bulat
-
12 Orang yang Pernah Menginjakkan Kaki di Bulan, Tak Hanya Neil Armstrong
-
Sebuah Komet Hijau Mendekati Bumi, Lintasannya Bisa Terlihat?
-
NASA Temukan Planet Mirip Bumi yang Kedua, Bisa Dihuni Manusia?
-
Satelit NASA Akan Jatuh Ke Bumi, Setelah 38 Tahun Beroperasi
-
Peringatan NASA, Ada Indikasi China Ingin Mengklaim Tanah di Bulan
-
Tim Peneliti NASA Berhasil Identifikasi Pola Perubahan Suhu di Jupiter