Rabu, 24 April 2024
Dinar Surya Oktarini : Sabtu, 25 Juli 2020 | 17:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Melalui program Artemis, NASA berikan total hadiah hingga 180.000 dolar AS sekitar Rp 2,6 miliar untuk siswa yang mampu membuat konsep pengangkut debu Bulan

Pengangkut dibutuhkan NASA untuk mengambil debu di Bulan. 

Belajar dari pengalaman misi Apollo sebelumnya, para astronot tidak mudah mengambil debu Bulan sebagai sampel karena baju yang dikenakan. NASA kemudian meminta para pelajar untuk berinovasi dan memberi kesempatan menjadi bagian dari sejarah luar angkasa.

Di sisi lain, debu Bulan dapat menimbulkan ancaman serius bagi para astronot karena menjadi lengket akibat muatan listrik meningkat, ketika para astronot bergerak melintasi Bulan. Buzz Aldrin, orang kedua yang mendarat di Bulan, mengatakan bahwa salah satu penghambat terbesar adalah debu Bulan.

Upaya sebelumnya untuk menghilangkan debu yang menempel di pakaian astronot, telah memasukkan sikat khusus dan penyedot debu. Pasalnya, kedua alat memiliki tingkat keberhasilan yang terbatas.

Ilustrasi Supermoon atau Bulan Purnama. (Pixabay)

Ditambah dengan penelitian terbaru menunjukkan bahwa jika debu bersentuhan dengan kulit manusia, itu dapat menciptakan "radikal hidroksil" yang berhubungan dengan kanker paru-paru. Hal ini meningkatkan movitasi untuk menciptakan sesuatu yang lebih efisien.

Dalam kompetisi yang digelar NASA untuk pengangkut debu Bulan, juri akan memilih antara lima dan sepuluh tim sebagai pemenangnya jika inovasi yang ditawarkan terpilih.

Astronot James B. Irwin mengumpulkan debu di Bulan. [NASA/Discover magazine]

"Berurusan dengan debu Bulan akan membutuhkan pendekatan yang sangat kreatif dan inovatif serta berkolaborasi dengan generasi Artemis melalui BIG Idea Challenge adalah upaya strategis untuk mendorong inovasi semacam itu," kata Drew Hope, manajer program Game Changing Development di Langley Research Center NASA, seperti dikutip dari IFL Science, Sabtu (25/7/2020).

Menurut eksekutif program Game Changing Development, Niki Werkheiser, kompetisi ini memberikan pelajar kesempatan. (Suara.com/Lintang Siltya Utami)

BACA SELANJUTNYA

NASA Temukan Planet Mirip Bumi yang Kedua, Bisa Dihuni Manusia?