Temuan Arkeolog Ini Diklaim Wujud Kepala Tuhan yang Dikisahkan di Alkitab?

Hitekno.com - Belum lama ini, para arkeolog mengklaim telah berhasil menemukan wujud kepala tuhan yang dikisahkan dalam Alkitab. Wujud kepala 'tuhan' ini diduga berkaitan dengan Sepuluh Perintah Allah yang disampaikan di Alkitab.

Wujud kepala tuhan ini pertama kali ditemukan di Khirbet Qeiyafa, Israel. Berdasarkan penelitian dan pengamatan, para arkeolog lalu mengambil kesimpulan bahwa wujud kepala tuhan ini berkaitan dengan kisah penyembahan berhala yang dilakukan orang Israel.

Mengutip dari Live Science, wujud kepala tuhan ini diduga telah berumur 3.000 tahun dengan tinggi sekitar 2 inci atausekitar 5 sentimeter.

Pada saat ditemukan, para arkeolog menduga jika wujud kepala tuhan ini pada dasarnya melekat dengan benda lain yang diperkirakan merupakan bagian tubuh dari bentuk tersebut.

Secara fisik, wujud kepala tuhan ini memiliki bentuk kecil menyerupai mata, telinga, dan hidung yang menonjol. Bagian telinga wujud kepala tuhan ini terdapat bekas tindikan menyerupai anting. Sedangkan bagian kepala ini dihiasi hiasan yang diduga adalah mahkota.

Pendapat arkeolog yang mengklaim bahwa wujud kepala tuhan ini berkaitan dengan kisah penyembahan berhala yang dilakukan oleh Israel bukan tanpa alasan. Mengenai hal ini, para arkeolog punya penjelasan ilmiahnya.

Menurut Yosef Garfinkel selaku kepala Institute of Archaeology di Hebrew University menjelaskan bahwa melihat lokasi penemuan benda ini, diduga wujud kepala tuhan ini penting untuk orang-orang di masa itu.

Lebih lanjut, dalam Alkitab dikisahkan mengenai bangsa Israel yang melawan Tuhan sehingga membangun tuhan lain untuk disembah. Padahal perilaku ini telah dilarang oleh Tuhan dalam Sepuluh Perintah Allah.

Dalam Alkitab, Sepuluh Perintah Allah ini disampaikan dalam kitab Keluaran pasal 20 mengenai 'Kesepuluh Firman'. Tepat pada ayat ke-4, disampaikan larangan untuk tidak membangun patung menyerupai apa pun untuk disembah.

Mengenai temuan arkeolog yang diklaim wujud kepala tuhan ini cukup menimbulkan kontroversi dan perdebatan. Beberapa arkeolog justru tidak sepakat dengan analisa dan hasil penelitian ini. Ke depannya, akan terus banyak penelitian terkait mengenai hal ini.