Jum'at, 29 Maret 2024
Agung Pratnyawan : Sabtu, 08 Agustus 2020 | 06:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - China jadi salah satu negara yang getol mengadakan misi luar angkasa. Termasuk paling baru telah melakukan peluncuran satelit observasi Bumi.

Peluncura satelit observasi Bumi ini baru saja dilakukan pada Kamis (6/8/2020) bersama dengan satelit pendamping kecil dari Universitas Tsinghua, Beijing.

Satelit yang diluncurkan Roket Long March 2D itu merupakan misi luar angkasa China yang ke-22, menambah laju percepatan program luar angkasa pada 2020.

Lepas landas dari Jiuquan di Gurun Gobi pada 12.01 malam waktu setempat, muatan utama roket adalah Gaofen 9 (04), sebuah satelit observasi optik yang mampu mengambil gambar resolusi tinggi dan menampilkan fitur-fitur berukuran 1 meter.

Data yang dikumpulkan satelit itu akan menginformasikan survei tanah atau permukaan, perencanaan kota, konfirmasi hak atas tanah, desain jaringan jalan, estimasi hasil panen, hingga pencegahan dan mitigasi bencana.

Dilansir dari Live Science pada Jumat (7/8/2020), Gaofen 9 adalah satelit keempat diluncurkan, di mana dua pendahulunya telah meluncur tahun ini.

Satelit akan bergabung dengan suite Gaofen yang lebih besar dan satelit pengamat Bumi lainnya sebagai bagian dari Sistem Observasi Bumi Resolusi Tinggi (CHEOS) China.

Para insinyur berpotret di depan 50th Long March 2D. [Image credit: SAST/CASC].

Satelit pendamping kecil yang turut diluncurkan bersama adalah satelit ilmiah gravitasi dan atmosfer Tsinghua atau disebut Q-SAT.

Proyek ini akan memverifikasi teknologi dan bertugas untuk mengukur kepadatan atmosfer serta mengumpulkan data medan gravitasi.

Satelit Gaofen 9 (04) dikembangkan dan diproduksi China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC), sementara roket peluncurannya milik Academy of Spaceflight Technology (SAST).

Peluncuran ini merupakan peluncuran yang ke-50 untuk Long March 2D, di mana roket memulai debutnya pada Agustus 1992.

Roket ini hanya pernah mengalami satu kegagalan parsial pada 2016, ketika tiga satelit dikirim ke orbit yang lebih rendah dari yang dimaksudkan.

Peluncuran Long March 2D dari Jiuquan menggendong Gaofen 9 (04) dan Q-SAT pada 6 Agustus 2020. [Image credit: CASC].

Selain peluncuran ini, China juga telah melakukan 22 peluncuran lainnya pada 2020, termasuk uji terbang Long March 5B untuk misi stasiun luar angkasa dan peluncuran misi Tianwen-1 ke Mars. Sayangnya, tiga dari 22 peluncuran tadi mengalami kegagalan.

Menurut laporan, CASC mengatakan bahwa China akan menargetkan sekitar 40 peluncuran pada 2020.

Itulah misi luar angkasa China terbaru yang telah meluncurkan satelit observasi Bumi. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

BACA SELANJUTNYA

Hasil Menko Luhut ke China, Mobil Listrik BYD akan Investasi ke Indonesia