Selasa, 23 April 2024
Dinar Surya Oktarini : Minggu, 09 Agustus 2020 | 18:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Berpotensi bertabrakan dan bisa saja merusak Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), para ilmuwan tengah mencari cara agar bisa melacak keberadaan sampah luar angkasa

Saat ini, banyak ilmuwan menembakkan laser ke antariksa adalah salah satu cara untuk puing-puing luar angkasa. 

Ketika laser mengenai suatu obyek, ia akan memantul kembali, sehingga para ilmuwan dapat mendeteksi respons itu dan mencatatnya sebagai sampah luar angkasa.

Sayangnya, tingkat akurasi teknik masih rendah dan sulit untuk menentukan lokasi obyek berdasarkan respons laser. Untuk meningkatkan efektivitas metode laser, para ilmuwan kini membekali sinar laser tersebut dengan lensa yang dirancang mampu mendeteksi pantulan sinar matahari dari obyek.

Namun, ini hanya dapat dilakukan selama pagi hari hingga senja, karena instrumen pencitraan bersumber dari cahaya Matahari saja.

Stasiun luar angkasa. [Shutterstock]

Makalah yang diterbitkan di Nature Communications, menuliskan bahwa para peneliti menjelaskan bagaimana mereka menemukan metode baru untuk melacak sampah luar angkasa di siang bolong. Mereka membangun sistem pencitraan khusus dengan filter yang memungkinkan melihat bintang di siang hari.

"Obyek puing-puing ruang divisualisasikan dengan latar belakang langit biru dan bias yang dikoreksi secara real-time," tulis para peneliti, sebagaimana dikutip dari New York Post, Minggu (9/8/2020).

Menurut para ilmuwan, jika lokasi sampah luar angkasa sudah diketahui dengan pasti, ini akan memudahkan badan antariksa yang ingin menjelajahi Tata Surya dengan lebih aman, apalagi jika misi melibatkan awak manusia.

Beberapa bagian satelit yang tidak berfungsi, seperti bangkai roket rusak hingga pecahan antariksa menjadi sampah yang kini berserakan di luar angkasa. (Suara.com/Tivan Rahmat)

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Ungkap Ada Samudra di Bawah Permukaan Satelitnya Uranus, Ada Makhluk Hidup?