Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Bintik Matahari adalah bagian dari permuakaannya yang dipengaruhi aktivitas magnetis hebat. Mengerikannya, bagian ini sedang mengarah ke Bumi dan bisa bertambah besar dalam beberapa hari ke depan.
Apa dampak Bintik Matahari dengan aktivitas magnetis hebat ini jika mengarah ke Bumi tempat kita tinggal?
Daerah tersebut dijuluki AR2770, memiliki inti primer gelap seukuran Mars dan sejumlah bercak seukuran kawah di permukaannya.
Bintik Matahari adalah anggota Siklus Matahari 25, periode aktivitas elektromagnetik baru selama 11 tahun dan diamati berderak dengan suar kecil.
Baca Juga
Meskipun A52770 belum menghasilkan suar Matahari "pembunuh", para ahli terus mengawasinya. Langkah ini sebagai upaya persiapan. Pasalnya, peristiwa semacam itu dapat melumpuhkan operasi dan fasilitas listrik di Bumi.
Bintik Matahari baru diamati oleh astronom amatir Martin Wise, yang mengambil gambar penampakannya dari Trenton, Florida.
"Bintik Matahari ini adalah sasaran empuk bagi teleskop surya saya," kata Wise yang menggunakan teleskop 8 inci dengan filter Matahari, seperti dikutip Daily Mail, Selasa (11/8/2020).
Menurut laporan Space Weather, AR2770 disebut telah memancarkan sejumlah suar kelas B, kelas suar terendah, yang telah mengirimkan gelombang kecil ionisasi melalui atmosfer Bumi.
Namun, wilayah tersebut terus tumbuh dan peningkatan aktivitas kemungkinan terjadi selama beberapa hari ke depan, yang dapat menghasilkan suar Matahari lebih intens.
Menurut NASA, suar Matahari merupakan ledakan besar di atmosfer Matahari yang dapat melepaskan energi yang sangat besar. Suar Matahari memengaruhi semua lapisan atmosfer Matahari dan kebanyakan terjadi di wilayah aktif di sekitar bintik Matahari.
Dengan memprediksi kapan aktivitas Matahari akan meningkat, berpotensi melindungi astronot di orbit serta mencegah teknologi seperti satelit dihancurkan.
Pada Juni lalu, para ilmuwan dari University of Warwick meluncurkan jam Matahari baru yang dapat menghitung waktu aktif dan nonaktif Matahari dengan lebih baik.
"Kemampuan untuk memperkirakan risiko terjadinya badai besar Matahari di masa depan, sangat penting untuk teknologi berbasis luar angkasa dan darat (Bumi) yang sangat sensitif terhadap cuaca luar angkasa, seperti satelit, sistem komunikasi, distribusi daya, dan penerbangan," kata Profesor Sandra Chapman, penulis utama penelitian.
Tim ahli menggunakan pengamatan bintik Matahari selama 200 tahun terakhir dan memetakan aktivitas Matahari selama 18 siklus Matahari menjadi siklus 11 tahun standar, di mana Matahari memulai siklus baru setiap 11 tahun.
Di tengah siklus, aktivitas Matahari meningkat menghasilkan lebih banyak radiasi dan semuanya dapat diukur dengan bintik Matahari.
Para ahli menggunakan catatan nomor bintik Matahari harian yang tersedia sejak 1818, untuk memetakan aktivitas Matahari dan memungkinkan tim melihat waktu aktif serta nonaktif aktivitas Matahari secara tepat.
Setelah pembuatan jam dari pengamatan bintik Matahari, jam dapat digunakan untuk melakukan pengamatan aktivitas Matahari dan cuaca luar angkasa.
Itulah untuk pengamatan ilmuwan mengenai Bintik Matahari yang mengarah ke Bumi. Ternyata akan berdampak pada planet tempat kita tinggal. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
-
Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
-
Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
-
Info Gempa Bumi Terkini, Malam Ini, Magnitudo 6,1, Lokasi Barat Daya Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami
-
Apa Itu Gerak Semu Matahari? Apa Saja Efeknya?
-
Ilmuwan Ungkap Planet Berkabut, Wujud Mirip Neptunus
-
Link Nonton Bumi Manusia, Iqbaal Ramadhan Jadi Siswa Sekolah Elit di Era Kolonial
-
Bagaimana Cara Kerja Panel Surya, Kok Bisa Menghasilkan Listrik dari Sinar Matahari
-
Ilmuwan Ungkap Ada Samudra di Bawah Permukaan Satelitnya Uranus, Ada Makhluk Hidup?
-
Ilmuwan Ungkap Struktur Inti Bulan, Hasilnya Mengejutkan