Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) terus memantau dinamikan cuaca antariksa, karena mewaspadai adanya kemungkinan berdampak pada Bumi dan peradaban manusia.
Karena dinamikan cuaca antariksa yang terdampak dari Matahari dan Bintang, dipercayai dapat mempengaruhi pada Bumi tempat kita tinggal.
"Karena cuaca antariksa itu juga suatu fenomena astronomis yang sangat mempunyai dampak yang cukup signifikan terhadap sistem teknologi yang berbasis antariksa dan ground segment di ruas Bumi," kata Kepala Pusat Sains Antartika Lapan, Clara Y. Yatini dalam konferensi pers yang diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) secara virtual dari Jakarta, Senin (31/8/2020).
Ia mengatakan bahwa Lapan perlu memperhatikan cuaca antariksa karena Matahari dan bintang di pusat tata surya terkadang dapat melontarkan partikel-partikel yang akan dengan jelas mempengaruhi Bumi.
Baca Juga
Contohnya, jelas Clara, adalah lontaran partikel yang akan dapat mempengaruhi Bumi, yaitu yang disebut dengan coronal mass ejection (CME) atau lontaran massa corona.
Jika lontaran massa corona tersebut sampai ke Bumi, partikel-partikel tersebut akan mengakibatkan gangguan di bidang geomagnetik dan akan mempengaruhi medan magnet Bumi.
Fenomena cuaca antariksa yang disebut dengan solar flares atau semburan Matahari yang dapat melontarkan radiasi energi tinggi yang bisa berpengaruh terhadap teknologi komunikasi manusia.
Selain itu ada pula bintik Matahari, yang menurut dia meski tidak berpengaruh langsung terhadap Bumi, tetapi punya keterkaitan erat dengan semburan Matahari sehingga perlu diwaspadai.
"Apabila di atasnya kemudian terjadi ledakan, maka akan berpengaruh terhadap kondisi antariksa yang ada di atas Bumi," beber Clara.
Sementara itu, dampak semburan partikel maupun radiasi yang berasal Matahari, kata dia, dapat berpengaruh terhadap satelit, akan ada hambatan yang lebih besar.
"Kemudian, ada juga gangguan gelombang radio, sintilasi dan bisa juga ada radiasi terhadap penumpang pesawat," katanya, "Dan ini yang sedang kami teliti, bagaimana radiasi partikel ini berpengaruh terhadap penumpang pesawat, terutama yang melewati kutub."
Itulah kenapa Lapan mengawasi dan mewaspadai dinamika cuaca antariksa yang bisa berdampak pada kehidupan manusia di Bumi. (Suara.com/ Liberty Jemadu).
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
-
Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
-
Info Gempa Bumi Terkini, Malam Ini, Magnitudo 6,1, Lokasi Barat Daya Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami
-
Apa Itu Gerak Semu Matahari? Apa Saja Efeknya?
-
Ilmuwan Ungkap Planet Berkabut, Wujud Mirip Neptunus
-
Link Nonton Bumi Manusia, Iqbaal Ramadhan Jadi Siswa Sekolah Elit di Era Kolonial
-
Bagaimana Cara Kerja Panel Surya, Kok Bisa Menghasilkan Listrik dari Sinar Matahari
-
Ilmuwan Ungkap Struktur Inti Bulan, Hasilnya Mengejutkan
-
Sangking Teriknya, Pria di Depok Goreng Telur Pakai Panas Matahari
-
Jarak Bumi ke Mars Jutaan Kilometer, Berapa Waktu Perjalanannya?