Kamis, 25 April 2024
Dinar Surya Oktarini | Amelia Prisilia : Minggu, 20 September 2020 | 07:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Pertengahan tahun 2020 memang dihiasi banyak kejutan. Selain Bumi yang dihantam pandemi, di beberapa negara terjadi badai dahsyat yang bermunculan satu demi satu. Karena hal ini, ilmuwan mengaku kehabisan stok nama.

Kemunculan badai ini akibat terjadinya musim badai Atlantik. Seperti biasa, seiring dengan kemunculannya, para ilmuwan tentu mengemban tugas berat untuk memberi nama untuk deretan badai-badai tersebut.

Melansir dari Science Alert, baru-baru ini para ilmuwan mengaku kehabisan stok nama tradisional untuk menandai badai-badai yang terjadi sepanjang musim ini.

Sebelumnya, beberapa badai di dunia diberi nama dengan cukup unik. Namun untuk kali ini, sepertinya ilmuwan kesusahan memberi nama yang lalu memutuskan untuk memberi nama badai dengan menggunakan nama-nama Yunani.

Lebih lanjut para ilmuwan mengaku kehabisan stok nama ini terjadi usai badai tropis Atlantik Timur yang bernama Wilfred. Badai ini terjadi pada Jumat, 18 September 2020 lalu. Nama satu ini menjadi nama tradisional terakhir yang diberikan.

Ilustrasi Hujan. (Pixabay/Pexels)

Menangani masalah para ilmuwan yang kehabisan stok nama, sebelum terjadi nantinya, para ilmuwan menyiapkan beberapa nama untuk badai-badai mendatang.

Badai pertama yang akan diberi nama adalah Badai Alpha yang terjadi di lepas pantai Portugal. Sedangkan badai selanjutnya yang terjadi di Teluk Meksiko akan diberi nama Beta.

Bukan tanpa alasan, penamaan badai ini dilakukan oleh National Hurricane Center atau NHC yang tentu saja mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh Organisasi Meteorologi Dunia.

Ilustrasi petir. (unsplash/Alex Dukhanov)

Sebelumnya, para ilmuwan memilih nama badai menggunakan nama-nama pria dan wanita. Penamaan badai ini menyesuaikan dengan jenis dan merugikan atau mematikannya badai tersebut.

Keputusan untuk menamakan badai mengikuti nama Yunani ini diharapkan dapat memberi banyak inspirasi untuk para ilmuwan untuk proses penamaan di masa depan.

BACA SELANJUTNYA

Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia