Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Pemanfaat teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), telah merambah berabgai lini. Termasuk dalam melawan perubahan iklim seperti yang dilakukan Facebook dengan teknologi AI.
Dalam rangka membantu para ilmuwan mencari cara baru dalam melawan perubahan iklim, Facebook menggunakan teknologi AI.
Dengan teknologi AI ini, Facebook membantu para ilmuwan menemukan cara baru untuk menyimpan dan menggunakan energi terbarukan sebagai bagian dari proyek yang dapat membantu melawan perubahan iklim.
Perusahaan jejaring sosial itu bermitra dengan Carnegie Mellon University untuk memacu penggunaan energi Matahari dan angin yang lebih bersih daripada pembakaran bahan bakar fosil yang berdampak pada polusi udara dan pemanasan global.
Baca Juga
Perubahan iklim terus menjadi perhatian besar tahun ini, setelah gelombang panas dan kebakaran hutan di West Coast, Amerika Serikat.
Salah satu tantangan dalam menggunakan energi terbarukan adalah energi harus disimpan, terkadang berminggu-minggu atau hitungan bulan, karena angin tidak selalu bertiup dan Matahari tidak selalu bersinar.
Baterai dapat digunakan untuk menyimpan kelebihan energi, tetapi Facebook mengatakan bahwa menggunakan metode seperti itu mahal, terutama jika perusahaan perlu menggunakan jaringan listrik yang besar.
Upaya baru Facebook yang dikenal sebagai Open Catalyst Project akan berfokus ada solusi lain yang melibatkan pengubahan energi Matahari dan angin berlebih menjadi bahan bakar lain seperti hidrogen atau etanol.
Tujuan proyek ini adalah menemukan katalis berbiaya rendah untuk mempercepat reaksi kimia itu, dan memungkinkan penyimpanan energi terbarukan dengan harga yang lebih murah.
Menemukan katalis baru bisa menjadi proses yang sulit karena ada banyak kemungkinan kombinasi elemen. Karena itu, Facebook mengatakan AI akan membantu memprediksi interaksi atom lebih cepat daripada simulasi yang digunakan di laboratorium. Dengan bantuan teknologi AI, prosesnya hanya memakan waktu beberapa detik.
"Karena kebutuhan energi terus meningkat dan perang melawan perubahan iklim semakin mendesak, masalah ini menawarkan kesempatan untuk memajukan AI dengan cara yang akan memiliki dampak dalam dunia nyata yang signifikan," kata Larry Zitnick, Ilmuwan Riset Facebook, seperti dikutip CNET pada Jumat (16/10/2020).
Jika proyek ini berhasil, penelitian dapat mendorong penggunaan energi terbarukan karena akan menghemat biaya untuk menyimpan energi dalam penggunaan di masa mendatang. Menurut International Renewable Energy Agency, di sebagian besar negara, menghasilkan listrik dengan menggunakan energi Matahari secara konsisten lebih murah daripada membakar batu bara atau gas di pembangkit listrik.
Itulah bagaimana Facebook menggerakkan teknologi AI dalam rangka membantu ilmuwan menemukan cara untuk melawan perubahan iklim. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).
Terkini
- Picu Kontroversi dan Lagi Ramai Dibicarakan, Apa Itu HAARP?
- Ilmuwan Temukan Microplastik di Pembuluh Darah Manusia, Miris
- Balon Cuaca China Ditembak Amerika Serikat, Tensi Memanas
- Jumlah Korban Tewas Gempa Turki Meningkat, Capai Ribuan Dalam Sehari
- Gempa M 5,2 Guncang Banten, Begini Penjelasan dari BMKG
- BRIN: Riset Alat Pendeteksi Tsunami InaBuoy Tidak Dihentikan
- 4 Pantangan ketika Terjadi Gempa: Jangan Lakukan Hal-hal Ini
- 4 Sebab Gempa Bumi dan Tindakan Awal yang Harus Dilakukan Saat Terjadi
- Ilmuwan Ungkap Sifat Aneh Air di Luar Angkasa, Wujudnya Beda dengan di Bumi
- Saham Pfizer Anjlok Seiring Menurunnya Permintaan Obat Covid
Berita Terkait
-
Mark Zuckerberg Isyaratkan akan Ada Gelombang PHK Lagi
-
4 Situs Teknologi AI Pesaing ChatGPT, Bisa Bantu Kerjakan Tugas?
-
Tiru Twitter, Instagram Siapkan Fitur Centang Biru Berbayar?
-
Teknologi AI seperti ChatGPT Dianggap Bisa Ancam Dunia Pendidikan
-
Google Resmi Kenalkan Bard, Chatbot Cerdas Pesaing ChatGPT
-
Google Gelontorkan Rp 6 Triliun ke Startup AI Pesaing ChatGPT
-
Google Punya Chatbot Pesaing ChatGPT, Bukan hanya LaMDA
-
Meta Sebut 2023 sebagai Tahunnya Efisiensi, Ini Sebabnya
-
Bangun Infrastruktur Rendah Karbon, Huawei Masuk Daftar A CDP
-
Diklaim Bisa Jawab Semua Pertanyaan, Ini Keterbatasan ChatGPT