Jum'at, 29 Maret 2024
Agung Pratnyawan : Sabtu, 24 Oktober 2020 | 06:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Pencarian planet yang bisa ditinggali seperti Bumi menjadi sorotan banyak peneliti. Tak sedikit yang mengembangkan cara dan alat bantu utuk mendeteksi keberadaanya di luar angkasa sana.

Seperti tim peneliti Austria, yang mengembangkan alat sensor baru dalam mendeteksi planet. Terutama yang menyerupai Bumi di luar angkasa sana.

Tim peneliti ini menggunakan bantuan kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin untu pendeteksian planet, menyerupai Bumi yang letaknya jauh menggunakan teleskop optik yang berbasis di Bumi.

Alat sensor muka gelombang fotonika (photonic wavefront sensor) baru itu dikembangkan oleh tim peneliti dari Universitas Sydney dan dipublikasikan pada Rabu (21/10).

Alat itu mampu mengukur dan mengoreksi "twinkle", yaitu distorsi cahaya bintang yang terjadi saat kita memandang menembus atmosfer Bumi menggunakan teleskop optik.

"Cara utama yang kami gunakan untuk mengidentifikasi planet-planet yang mengelilingi bintang berjarak jauh adalah dengan mengukur gerakan menukik teratur pada cahaya bintang yang terjadi karena planet menghalangi bagian dari matahari mereka," papar Barnaby Norris, penulis utama penelitian dilansir laman Xinhua, Jumat (23/10/2020).

Namun, tipe metode pendeteksian tidak langsung ini, misalnya mengukur gerakan menukik cahaya bintang, akan melewatkan banyak informasi jika dibandingkan dengan mengambil gambar planet secara langsung menggunakan teleskop.

Ilustrasi Bumi. [Shutterstock]

Untuk memecahkan masalah ini, alat sensor baru itu mengadopsi pendekatan yang berbeda terhadap metode yang sudah ada melalui penggabungan fotonika dengan kecerdasan buatan.

"Alat sensor baru ini menyatukan perangkat fotonika canggih dengan pembelajaran struktural (deep learning) dan teknik-teknik jaringan saraf, guna mencapai tipe sensor muka gelombang yang belum pernah digunakan untuk teleskop berukuran besar," kata Norris.

Dengan potensi untuk memecahkan beberapa keterbatasan utama dari teknologi saat ini, penemuan tersebut akan digunakan pada salah satu teleskop optik terbesar di dunia, yaitu teleskop Subaru di Hawaii yang memiliki diameter 8,2 meter.

"Sebagian besar observasi terhadap eksoplanet dilakukan dengan teleskop yang mengorbit, misalnya Kepler milik NASA. Dengan penemuan kami, kami berharap dapat membangkitkan kembali observasi eksoplanet dari Bumi," ujarnya.

Itulah alat bantu yang dikembangkan tim peneliti untuk mencari dan mendeteksi adanya planet yang mirip dengan Bumi. (Suara.com/ Dythia Novianty).

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet