Rabu, 17 April 2024
Agung Pratnyawan : Jum'at, 20 November 2020 | 07:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Tim astronom telah mengemukakan rencanananya mengenai Ultimately Large Telescope, yaitu teleskop yang akan dibangun di Bulan dalam rangka mencari tahu batas alam semesta.

Dengan pembangunan telekop di Bulan ini, para astronom mengaku bisa meneliti lebih jauh mengenai alam semesta dan semakin dekat dengat proses terbentuknya.

Seperti namanya, teleskop tersebut akan memiliki cermin utama berdiameter 100 meter, berukuran lebih besar dari teleskop terencana terbesar yang sedang dikerjaan saat ini.

Mencapai ukuran seperti itu, cermin akan dibuat dari cairan reflektif yang terus berputar untuk mendapatkan bentuk parabola yang benar.

Alih-alih meletakkannya di Bumi, astronom mengusulkan untuk membangunnya di Bulan karena tanpa pengaruh atmosfer Bumi, teleskop akan memiliki kejernihan yang luar biasa.

Ide tersebut pertama kali diusulkan pada 2008 oleh tim yang dipimpin Roger Angel dari University of Arizona, dalam sebuah proposal yang disebut sebagai Lunar Liquid-Mirror Telescope (LLMT).

Dalam makalah yang diterbitkan di The Astrophysical Journal, para ahli telah menghasilkan kalkulasi baru pada kekuatan instrumen semacam itu. 

Ultimately Large Telescope. [Mcdonaldsobservatory]

Tim pikir itu akan memungkinkan para astronom mencapai tujuan, yang terdengar mustahil dalam waktu dekat, yaitu mengamati bintang-bintang pertama di alam alam semesta.

"Sepanjang sejarah astronomi, teleskop telah menjadi lebih kuat, memungkinkan kita untuk menyelidiki sumber-sumber dari masa kosmik sebelumnya secara berturut-turut, semakin mendekati Big Bang," kata Profesor Volker Bromm, anggota tim dan ahli teori yang telah mempelajari bintang-bintang pertama selama beberapa dekade, dilansir dari IFL Science, Kamis (19/11/2020).

Dia menambahkan, teori memprediksi bahwa ada waktu yang lebih awal, ketika galaksi belum ada, di mana bintang individu pertama kali terbentuk.

"Untuk meneliti ini, kami membutuhkan teleskop mutakhir. Bahkan ini diluar kemampuan JWST yang akan datang," ujarnya.

Teleskop akan ditempatkan di sebuah kawah di dekat Kutub Selatan Bulan. Teleskop itu akan menjadi stasioner, selalu mempelajari bidang langit yang sama tetapi mengumpulkan cukup data untuk mengungkap Cosmic Dark Ages.

Itulah rencana tim ilmuwan yang ingin membangun teleskop di Bulan agar bisa meneliti lebih jauh lagi alam semesta ini. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

BACA SELANJUTNYA

Kapan Gerhana Bulan Penumbra Terjadi Mei 2023, Terlihat dari Indonesia?