Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Populasi paus biru baru ditemukan para ilmuwan di Samudra Hinida bagian barat, paus biru ini mungkin mewakili subspesies berbeda.
Temuan ini bermula pada tahun 2017 ketika para ilmuwan dari African Aquatic Conservation Fund (AACF), mendeteksi suara nyanyian paus yang belum pernah terdengar sebelumnya di perairan antara Mozambik dan Madagaskar.
Nyanyian paus dapat dideteksi hingga sejauh 150 kilometer dalam kondisi baik, sehingga dengan menggunakan peralatan yang tepat akan jauh lebih mudah menemukannya daripada deteksi visual.
Menariknya, populasi paus biru ini memiliki dialek nyanyian yang sangat berbeda dengan nyanyian paus biru lainnya. Para ilmuwan menggunakannya untuk mengidentifikasi suku paus, tetapi suara nyanyian ini berbeda dari apa pun yang telah direkam sebelumnya.
Baca Juga
-
Resmi Diumumkan, Ini Daftar HP Xiaomi yang Ikut Uji Coba MIUI 12.5
-
Ahmad Alter Ego Ungkap Tim yang Paling Ditakuti di MPL Invitational
-
Ditetapkan Jadi Tersangka Kasus Video Syur, Gisel Trending di Twitter
-
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Paus, Pancarkan Sinyal Tak Biasa
-
100 Ekor Ikan Paus Terdampar Misterius di Sri Lanka, Mengenaskan
Dr. Salvatore Cerchio dari AACF yang juga terlibat dalam mempelajari paus bungkuk di lepas pantai Oman, meninjau rekaman tersebut dan mengatakan mengenali nyanyian yang sangat mirip yang direkam beberapa tahun sebelumnya.
Berdasarkan kemiripan dengan jenis nyanyian lain, Cerchio menyimpulkan bahwa nyanyian ini berasal dari paus biru tetapi dari populasi yang sebelumnya tidak diketahui.
"Itu sangat luar biasa. Untuk menemukan nyanyian paus dalam data yang benar-benar unik, belum pernah dilaporkan, dan mengenalinya sebagai paus biru," kata Cerchio, seperti dikutip IFL Science, Selasa (29/12/2020).
Para ilmuwan dari Universitas New South Wales mendengar laporan Cerchio kepada Komite Ilmiah Komisi Perburuan Paus Internasional dan menyadari bahwa rekaman yang dibuat di timur Kepulauan Chagos di Samudra Hindia tengah memiliki nyanyian yang sama.
Dalam Endangered Species Research, ilmuwan dari kedua tim melaporkan temuan mereka dan menyajikan bukti bahwa populasi paus biru tersebut rupanya yang diburu oleh kapal penangkap ikan paus Soviet pada tahun 1960-an.
Dipercaya bahwa 1.294 paus biru ditangkap dalam perburuan tersebut dan mengurangi populasi hingga mendekati ambang kepunahan.
"Kami belum tahu berapa banyak paus yang memiliki nyanyian ini dan apakah jumlah mereka pulih dari pemusnahan sebelumnya. Fakta bahwa jenis nyanyian tersebut sebelumnya tidak terdeteksi menunjukkan populasi kecil yang sangat membutuhkan penilaian status dan tindakan konservasi," tulis para ilmuwan dalam penelitian.
Populasi ini kemungkinan besar merupakan bagian dari subspesies brevicauda yang juga dikenal sebagai paus biru kerdil.
Paus biru saat ini tidak lagi diburu untuk minyak atau daging, tetapi pau biru kini menghadapi ancaman pemanasan global dan tabrakan kapal.(Suara.com/Lintang Siltya Utami)
Terkini
- NASA Ingin Kirim Astronot Perempuan Pertama ke Bulan, Ini Alasannya
- Ternyata NASA Tak Gunakan Teknologi Canggih pada Penjelajah Mars Ini
- Heboh Penampakan Cahaya Misterius Usai Gempa Malang, Ini Tanggapan BMKG
- Kisah Mumi Cantik Santa Bernadette, Biarawati yang Berjumpa Bunda Maria
- Berusia 3.000 Tahun, Arkeolog Temukan Kota Emas Hilang di Mesir
- NASA Tunda Lagi Misi Penerbangan Helikopter di Mars, Masih Belum Siap?
- Kenapa Mumi Ini Punya Ekspresi Berteriak? Ilmuwan Ungkap Rahasianya
- Misteri Laba-laba Menyeramkan di Mars, Ini Penjelasan Ilmuwan
- Elon Musk Pasang Chip ke Monyet, Membuatnya Bisa Main Game dengan Telepati
- Gempa Guncang Malang, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
Berita Terkait
-
Kenapa Mumi Ini Punya Ekspresi Berteriak? Ilmuwan Ungkap Rahasianya
-
Misteri Laba-laba Menyeramkan di Mars, Ini Penjelasan Ilmuwan
-
Terdeteksi Gas Vulkanik di Bulan Jupiter, Ada Gunung Berapi di Sana?
-
Ilmuwan Deteksi Bekas Hantaman Meteor 430 Ribu Tahun Lalu, Ada di Antartika
-
Ditemukan Spesies Baru Dinosaurus, Lebih Menyeramkan dari T-rex
-
Klaim Ilmuwan, Cara Ini Akan Hentikan Naiknya Permukaan Air Laut
-
Ilmuwan Ungkap Patung Kayu Tertua di Dunia, Ada Sebelum Stonehenge
-
Dalam Lalat Berusia 47 Juta Tahun, Ditemukan Kandungan Penting Ini
-
Pertama Kalinya, Ilmuwan Temukan Air dan Bahan Organik pada Asteroid
-
Teliti Potensi Bencana Masa Depan, Ilmuwan Bangun Bumi Digital