Kamis, 28 Maret 2024
Dinar Surya Oktarini : Sabtu, 09 Januari 2021 | 08:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Masih banyak yang perlu diperlajari dari Teori Big Bang yang merupakan model kosmologis yang menggambarkan bagaimana alam semesta ini muncul. 

Terutama jika dikaitkan dengan apa yang terjadi dalam sepersekian detik ketika alam semesta muncul.

NASA ingin mencari tahu tentang hal itu dengan merancang teleskop luar angkasa baru yang dapat menyelidiki alam semesta untuk mendapatkan bukti masa-masa paling awal.

Saat ini, teleskop tersebut diberi nama SPHEREx, kependekan dari Spectro-Photometer for the History of the Universe, Epoch of Reionization and Ices Explorer.

Desain akhir akan mulai dibangun dan direncanakan untuk diluncurkan antara 2024 dan 2025.

Logo NASA. [Shutterstock]

Teleskop luar angkasa SPHEREx diperkirakan seukuran mobil subkompak dan akan mampu memetakan seluruh langit empat kali, membuat database besar bintang, galaksi, nebula, dan banyak benda langit lainnya.

Jika berjalan sesuai rencana, SPHEREx akan menjadi misi pertama NASA yang menciptakan peta spektroskopi langit secara penuh dalam inframerah dengan mengamati total 102 warna inframerah dekat.

"Ini seperti beralih dari gambar hitam-putih ke berwarna," kata Allen Farrington, manajer proyek SPHEREx, seperti dikutip CNET, Jumat (8/1/2021).

Prioritas pertama SPHEREx adalah mencari bukti dari sesuatu yang menurut NASA mungkin terjadi kurang dari sepermiliar per satu miliar detik setelah Big Bang.

Dengan memetakan miliaran galaksi di seluruh alam semesta, NASA berharap menemukan pola statistik yang dapat membantu menjelaskan apa yang terjadi persis setelah Big Bang, momen-momen ketika alam semesta berkembang pesat.

Peta yang baru dibuat juga akan membantu mencari es air dan molekul organik beku di sekitar bintang yang baru terbentuk.

SPHEREx juga diharapkan bisa menemukan lebih banyak tentang pembentukan galaksi dan beberapa galaksi pertama kali menciptakan bintang. (Suara.com/Lintang Siltya Utami)

BACA SELANJUTNYA

Peringatan NASA, Ada Indikasi China Ingin Mengklaim Tanah di Bulan