Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Mirip dengan komet besar yang memiliki ekor di bagian belakangnya, para astronom menyebut Merkurius dengan planet berekor.
Ekor Merkurius memanjang jutaan kilometer dan bersinar dengan cahaya redup berwarna kuning-oranye. Hal ini diakibatkan oleh posisi planet.
Merkurius merupakan planet terdalam di tata surya. Jarak orbit Merkurius dengan Matahari rata-rata 58 juta kilometer. Dengan jarak sedekat itu membuat Merkurius selalu terpapar radiasi dan diterpa angin Matahari.
Terlebih karena Merkurius memiliki massa yang sangat rendah, planet berbatu itu tidak terlalu kuat secara gravitasi. Medan magnetnya pun hanya 1 persen dari Bumi.
Baca Juga
-
Makin Populer, Ikan Cupang Kini Dijual di Supermarket
-
TikTok Awards Indonesia Siap Digelar, Yuk Pilih Kreator Favoritmu!
-
Cowok Ini Santuy "Tidur Sama Ayam", Netizen Langsung Kasih Semangat
-
Ilmuwan Temukan Aurora Aneh yang Berada di Sekitar Komet Ini
-
8 Tips Melihat Komet NEOWISE, Fenomena Langit Langka yang Jarang Terlihat
Karena itu, Merkurius tidak memiliki atmosfer. Sebaliknya, planet tersebut memiliki eksosfer tipis yang terdiri dari atom oksigen, natrium, hidrogen, helium, dan kalium.
Eksosfer itu terikat secara gravitasi dengan planet, tetapi terlalu menyebar sebagai gas. Tekanan radiasi Matahari pada permukaan Merkurius menciptakan ekor, proses serupa yang juga terjadi pada komet.
Perbedaannya, ekor komet dihasilkan dari es yang menyublim, sementara ekor Merkurius terbuat dari atom natrium.
Bahan tersebut akan bersinar ketika terionisasi oleh radiasi ultraviolet Matahari. Hasilnya, Merkurius tampak seperti komet dengan ekor yang telah diamati mengalir hampir 3,5 juta kilometer dari planet tersebut.
Planet dan benda lain di tata surya seperti Venus ketika terpapar angin Matahari pada arah yang benar juga terkadang memiliki struktur oksigen terionisasi seperti ekor.
Satelit alami Bumi, Bulan, juga memiliki ekor natrium saat terkena angin Matahari, tetapi tidak sebesar ekor Merkurius.
Dilansir dari Science Alert, Rabu (13/1/2021), para astronom mengatakan, ekor Merkurius memiliki keistimewaan karena dapat memberikan informasi tentang variasi musiman di eksosfer Merkurius dan bagaimana peristiwa seperti jilatan api Matahari serta pelepasan massa koronal memengaruhi planet.
Selain itu, ekor natrium yang ditemukan berhubungan dengan planet berbatu seperti Merkurius, mengidentifikasi natrium dalam sistem di sekitar bintang lain dapat membantu para ahli melacak planet ekstrasurya berbatu dan menilai potensi kelayak huniannya. (Suara.com/Lintang Siltya Utami)
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Komet Langka Besok Melintasi Langit Indonesia, Terlihat 50.000 Tahun Sekali
-
Sebuah Komet Hijau Mendekati Bumi, Lintasannya Bisa Terlihat?
-
Langit Indonesia Akan Dilintasi Komet Langka pada Awal Februari 2023
-
Komet Bisa Picu Timbulnya Kehidupan Satelit di Jupiter
-
Apa Itu Hujan Meteor: Lengkap dengan Sebab, Proses dan Fakta Unik yang Bikin Penasaran
-
Fenomena Hujan Meteor Tau-Herculids Terjadi Malam Ini
-
Komet Terbesar Berusia Miliaran Tahun Meluncur ke Arah Bumi
-
Astronom Temukan Komet Terbesar yang Pernah Dideteksi di Zaman Modern Ini
-
Komet Raksasa Seukuran Planet Kecil Meluncur Dekati Bumi, Berbahaya?
-
Deretan Fenomena Luar Angkasa yang Terjadi Maret 2021