Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Seluruh dunia baru saja menyaksikan fenomena Gerhana Bulan Total pada Rabu (26/5/2021) lalu. Menentang bentuk Bumi yang bulat, bagaimana Gerhana Bulan menurut penganut Bumi datar?
Gerhana Bulan Total adalah peristiwa terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga seluruh cahaya tidak akan sampai ke Bulan. Dalam fase ini, Bulan akan nampak redup dan gelap seolah kehilangan cahaya.
Secara sederhana, Gerhana Bulan Total terjadi saat Matahari, Bumi dan Bulan berada dalam posisi sejajar. Posisi ini membuat Bulan masuk umbra Bumi hingga kemudian wujud Bulan nampak kemerahan.
Saat Gerhana Bulan Total, sebagian cahaya Matahari melewati atmosfer Bumi dan membelok ke arah Bulan. Warna lain dalam spektrum ini justru terhalang dan dihamburkan kembali oleh atmosfer Bumi.
Baca Juga
Penjelasan ilmiah mengenai Gerhana Bulan Total ini rupanya tidak bisa diterima dan dipercaya oleh penganut Bumi datar. Bagi kelompok ini, Gerhana Bulan terjadi karena hal lain.
Dilansir dari Science ABC, penganut Bumi datar percaya jika Bumi memiliki tujuh kerajaan dengan dinding salju raksasa di setiap sisinya. Bumi diyakini sebagai pusat Tata Surya yang tetap diam. Sedangkan benda langit lainnya melayang di atas permukaan.
Karena Matahari dan Bulan dipercaya mengapung di atas Bumi, penganut Bumi datar percaya jika Matahari, Bulan dan Bumi tidak berdiri sejajar hingga menimbulkan Gerhana Bulan Total.
Sebaliknya, penganut Bumi datar percaya jika Gerhana Bulan disebabkan oleh satelit misterius Matahari yang berada antara Matahari dan Bulan.
Lebih lanjut, menurut penganut Bumi datar, bidang orbit Anti-Bulan ini miring sekitar 5 derajat terhadap orbit Matahari yang lalu menimbulkan Gerhana Bulan Total akibat ketiganya berada di posisi yang sejajar.
Entah benar atau tidak, teori penganut Bumi datar mengenai Gerhana Bulan Total hingga kini jelas menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan maupun para penganutnya.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Kapan Gerhana Bulan Penumbra Terjadi Mei 2023, Terlihat dari Indonesia?
-
Apa Itu Gerhana Bulan Penumbra, Kapan Terjadi Tahun 2023 Ini?
-
Link Live Streaming Gerhana Bulan yang Terjadi Hari Ini, Lengkap dengan Peta Visibilitas
-
Daftar Kota di Indonesia yang Bisa Menyaksikan Gerhana Bulan Total Hari Ini
-
5 Mitos Gerhana Bulan Total yang Beredar, Banyak Larangannya
-
Kumpulan Mitos Soal Gerhana Bulan di Zaman Dulu, Lengkap dengan Penjelasan Sains
-
Bagaimana Gerhana Bulan Menurut Penganut Bumi Datar? Apakah Bisa Terjadi?
-
Jam Berapa Gerhana Bulan Total 8 November 2022 Terjadi di Indonesia?
-
Cara Melihat Gerhana Bulan Total, Jelas dan Aman
-
5 Fenomena Langit yang Terjadi pada November 2022, Ada Gerhana Bulan Total