Kamis, 28 Maret 2024
Rezza Dwi Rachmanta : Jum'at, 11 Juni 2021 | 09:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Pandemi yang melanda penduduk Bumi mulai tahun lalu memang sempat menurunkan tingkat emisi di atmosfer. Meski begitu, catatan penelitian terbaru dari ilmuwan mengungkapkan bahwa tingkat karbon dioksida pada atmosfer Bumi justru mencetak rekor tertingginya.

Catatan penelitian tersebut dikeluarkan oleh sekelompok ilmuwan dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), dan Scripps Institution of Oceanography di University of California San Diego, Amerika Serikat.

Mereka mengumumkan bahwa Mauna Loa Atmospheric Baseline Observatory telah mencatat rekor konsentrasi karbon dioksida atmosfer memuncak pada Mei 2021, dengan rata-rata bulanan mencapai 419.13 ppm (parts per million). Jumlah tersebut merupakan rekor tertinggi dalam catatan sejarah penelitian ilmuwan.

Tahun lalu, beberapa ilmuwan optimis bahwa pandemi akan membantu memerangi pelepasan gas rumah kaca tanpa henti. Minimnya perjalanan udara, lockdown, dan juga berkurangnya aktivitas ekonomi diramalkan bakal mengurangi emisi.

Dunia memang melihat pengurangan emisi gas rumah kaca jangka pendek, namun efeknya dapat diabaikan dalam skema yang lebih besar.

Ilustrasi atmosfer. (Pixabay/ jplenio)

"Kenop kontrol utama pada CO2 atmosfer adalah emisi bahan bakar fosil. Setiap tahun, lebih banyak CO2 menumpuk di atmosfer. Kami pada akhirnya membutuhkan pengurangan yang jauh lebih besar dan berkelanjutan lebih lama dibandingkan lockdown terkait pandemi 2020," kata Ralph Keeling, ahli geokimia yang menjalankan program Scripps di Mauna Loa dalam sebuah pernyataan.

Tingkat yang direkam Mei 2021 adalah kadar tertinggi yang pernah tercatat sejak NOAA memulai pengukuran pada stasiun cuaca di Mauna Loa pada tahun 1974.

Pengukuran di stasiun cuaca Hawaii dianggap sebagai tolok ukur global untuk pengukuran karbon dioksida atmosfer. Pada Mei 2020, stasiun Mauna Loa menyaksikan puncak musiman karbon dioksida atmosfer menembus 417,1 ppm (untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia).

Mauna Loa Observatory. (NOAA)

Dilansir dari IFLScience, kenaikan karbon dioksida dari tahun ke tahun ini memicu krisis iklim yang meningkat pada Bumi. Karbon dioksida yang dilepaskan melalui aktivitas manusia seperti penggundulan hutan dan pembakaran bahan bakar fosil terbentuk di atmosfer di mana ia memerangkap lebih banyak panas Matahari, dapat menghangatkan planet ini.

Pada awal 2021, Met Office, layanan meteorologi nasional untuk Inggris yang menggunakan data dari Mauna Loa Observatory di Hawaii, telah memperkirakan bahwa kadar karbon dioksida akan mencapai jumlah tertingginya di tahun ini. Benar saja, penelitian terbaru memperkuat prediksi tersebut.

Tingkat karbon dioksida atmosfer saat ini sebanding dengan yang terlihat selama Optimum Iklim Pliosen, periode antara 4,1 dan 4,5 juta tahun yang lalu.

"Kita menambahkan sekitar 40 miliar metrik ton polusi CO2 ke atmosfer per tahun. Jika kita ingin menghindari bencana perubahan iklim, prioritas tertinggi harus mengurangi polusi CO2 menjadi nol secepat mungkin," kata Pieter Tans, ilmuwan senior di NOAA Global Monitoring Laboratory.

BACA SELANJUTNYA

Jarak Bumi ke Mars Jutaan Kilometer, Berapa Waktu Perjalanannya?