Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Jadi kabar baik di tengah masa pandemi, dalam penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ilmuwan, terungkap bahwa saat ini emisi gas rumah kaca turun drastis sebanyak 17 persen.
Saat manusia terancam dengan adanya virus corona yang mematikan, pemerintah di negara-negara lalu memutuskan untuk melakukan lockdown di tengah masa pandemi. Lockdown dilakukan dengan membatasi aktivitas masyarakat di tiap negara.
Dilansir dari IFL Science, jurnal Environmental Research Letters menemukan bahwa stratosfer yang sempat menebal kini justru menipis dalam skala global. Hal ini dikarenakan oleh emisi gas rumah kaca yang kemudian menurun.
Seperti yang diketahui, stratosfer merupakan komponen penting di atmosfer yang membentang dari 20 kilometer sampai 60 kilometer di atas permukaan Bumi. Stratosfer berisi lapizan ozon yang menyerap sinar ultraviolet Matahari yang berbahaya.
Baca Juga
Di masa-masa sebelum pandemi, emisi karbon dioksida atau CO2 meningkat sebanyak satu persen setiap tahunnya dibandingkan dekade sebelumnya.
Namun, akibat pengurangan mobilitas penduduk di tengah masa pandemi, emisi karbon dioksida ini juga ikut menurun. Sayangnya, dalam penelitian tersebut, ilmuwan memprediksi jika hal ini justru hanya sementara.
Hal ini kemungkinan akan kembali terjadi saat ekonomi dunia menjadi normal. Apalagi di tengah masa pandemi sekarang ini, sejumlah negara mulai menghentikan lockdown guna mendorong tingkat ekonomi yang sempat terpuruk.
Untuk saat ini, masa pandemi yang menjadi kabar buruk untuk seluruh dunia justru mendatangkan sedikit kebaikan pada Bumi yang perlahan-lahan mulai membaik usai kasus pemanasan global yang membahayakan beberapa waktu sebelumnya.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
-
Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
-
Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
-
Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
-
Status Pandemi Covid-19 Dicabut, Ini Perbedaan Pandemi dan Endemi
-
Nggak Nyangka, Ternyata Ini Alasan Kucing Suka sama Kardus
-
Info Gempa Bumi Terkini, Malam Ini, Magnitudo 6,1, Lokasi Barat Daya Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami
-
Peneliti Ungkap Rahasia untuk Berkomunikasi dengan Kucing, Ini Kuncinya
-
Anda Lebih Sering Digigit Nyamuk daripada Orang Lain? Ini Sebabnya
-
Microsoft Terbitkan Makalah Penelitan tentang AI, Mampu Ungguli Manusia?