Jum'at, 29 Maret 2024
Agung Pratnyawan : Rabu, 30 Juni 2021 | 17:12 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Para ilmuwan telah berhasil menemukan korban wabah tertua di dunia, yang diperkirakan berasal dari 5.000 tahun silam.

Yakni seekor hewat pengerat menggigil seorang manusia purba dari zaman batu yang menyebabkan wabah, menurut para ilmuwan.

Hewan itu membawa strain bakteri Yersinia pestis, patogen yang menyebabkan Black Death atau wabah pes pada tahun 1300-an.

Bakteri tersebut membunuh lelaki Zaman Batu yang meninggal pada usia 20-an itu. Ini adalah jenis wabah tertua yang diketahui sejauh ini.

Genom strain tersebut sangat mirip dengan versi wabah yang menghancurkan Eropa abad pertengahan lebih dari 4.000 tahun kemudian.

Tetapi, itu kehilangan beberapa gen kunci, terutama sifat-sifat yang membuatnya menular.

Tidak seperti keturunan mikrobanya, wabah yang membuat manusia purba itu sakit adalah penyakit yang bergerak lambat dan tidak terlalu menular.

Strain bakteri Yersinia pestis. [Science Alert]

Selama Black Death, gigitan kutu adalah sumber utama infeksi. Tetapi para ahli merasa itu tidak memiliki gen yang memungkinkan penularan oleh kutu.

Dengan kata lain, dalam ribuan tahun antara kematian manusia purba tersebut dan Black Death, bakteri Yersinia pestis bermutasi sedemikian rupa sehingga memberinya kemampuan melompat antar spesies melalui kutu.

Manusia purba yang merupakan pemburu dan pengumpul itu meninggal di wilayah yang sekarang disebut Latvia.

Di dekat kerangkanya, para ahli menemukan sisa-sisa manusia lain, mencakup seorang gadis remaja dan bayi, tetapi tidak ada yang terinfeksi.

Dilansir dari Science Alert, Rabu (30/6/2021), analisis DNA menunjukkan bahwa kerangka itu memiliki sejumlah besar bakteri di tubuhnya, menunjukkan bahwa ia mati karena bakteri tersebut.

Korban wabah tertua di dunia. [Science Alert]

Temuan ini dapat menunjukkan kepada ahli epidemiologi bagaimana patogen zoonosis, seperti Ebola, flu babi, dan virus Corona berubah seiring waktu.

Hal yang berubah pada abad pertengahan adalah saat ini manusia hidup dalam komunitas lebih besar dan jarak lebih dekat.

Perubahan itu mungkin telah memengaruhi evolusi, menyebabkan wabah lebih mudah menginfeksi manusia.

Itulah penemuan ilmuwan yang mengungkap wabah tertua di dunia yang dialami manusia zaman batu. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

BACA SELANJUTNYA

Apakah Gempa Bisa Diprediksi? Ini Kata Ilmuwan Soal Potensi Gempa di Indonesia