Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Arkeolog mengungkap pentingnya Kepulauan Kei, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku dalam keragaman okupasi manusia prasejarah.
Keberadaan Kepulauan Kei ini dianggap sebagai jembatan penghubung antara Wallacea, Sahul, dan paparan Sunda.
Dalam arkeologi, paparan Sunda merupakan daratan Sumatra, Jawa, dan Kalimantan yang di masa lalu masih satu daratan. Sahul merupakan daratan di timur yang kini terbagi menjadi dua daratan Papua dan Australia. Sementara zona Walacea adalah gugusan pulau-pulau Nusa Tenggara hingga Sulawesi.
Para arkeolog percaya bahwa manusia awalnya tiba di Sahul dan Wallacea dari Paparan Sunda - semenjak mereka pertama kali meninggalkan Tanah Air di Afrika - sekitar 185.000 tahun silam.
Baca Juga
"Informasi tentang arkeologi prasejarah Kei belum maksimal, sehingga perlu untuk dikaji lebih mendalam. Ekskavasi perlu dilakukan untuk mengetahui keberagaman okupasi manusia di sana," kata Arkeolog dari Balai Arkeologi Maluku Lucas Wattimena di Ambon, Jumat (24/7/2021).
Menurut dia, Kepulauan Kei menarik untuk diteliti lebih lanjut terkait masa prasejarah di kawasan Wallacea. Posisinya strategis karena menghubungkan Wallacea Sahul dan Sunda sebagai bagian dari geografis Asia Tenggara. Kondisi itu menjadi pondasi dasar dalam merekonstruksi kebudayaan di sana.
Banyak peneliti dan arkeolog, tidak hanya dari Indonesia yang tertarik meneliti terkait manusia dan tradisi masa prasejarah di Kepulauan Kei, tapi belum semua informasi dan cakupan wilayah dibahas dari aspek-aspek budaya bendawi.
Balai Arkeologi Maluku pertama kali melakukan penelitian survei potensi arkeologis di wilayah Kepulauan Kei, pada 2007. Saat itu tim survei yang dipimpin Arkeolog Marlon Ririmasse menemukan beberapa tinggalan berciri masa megalitikum (zaman batu besar).
Sembilan tahun setelahnya, penelitian di Kepulauan Kei dilanjutkan dengan mengangkat tema kemaritiman oleh Arkeolog Lucas Wattimena, dan Arkeolog Wuri Handoko dengan isu terkait jejak islamisasi pada 2018.
Hingga 2019, sedikitnya ada empat kali penelitian dengan isu yang berbeda-beda oleh Balai Arkeologi Maluku di wilayah tersebut. Pada penelitian terakhir pada Maret 2019 arkeolog menemukan ratusan gambar cadas purbakala.
"Penelitian tentang gambar cadas di Kepulauan Maluku belum memberikan kejelasan tentang bagaimana hubungan gambar tersebut dengan manusia pendukungnya, baik dari sisi pengetahuan, teknologi maupun kosmologi masyarakat," ujar Lucas.
Dikatakannya lagi, jika dilihat dari potensi arkeologis di Kepulauan Kei, baik dari sisi tinggalan budaya dan jejak sejarah, perlu ditinjau lebih mendalam dalam, terutama rekam budaya dan tradisi manusia prasejarah, dan pengaruhnya hingga masa kini.
Selain itu, penanggalan terhadap gambar-gambar cadas juga perlu dilakukan untuk mengetahui kronologi pasti masa okupasi manusia di masa lalu, dan hubungannya dengan peradaban saat ini.
"Secara geografis wilayah tersebut menghubungkan pulau-pulau di Seram Timur, berhadapan dengan Laut Banda, dan Papua Barat bagian Selatan, bisa jadi semua ada kaitannya," tutup Lucas
Itulah pentingnya Kepulauan Kei dalam keragaman okupasi manusia prasejarah menurut Arkeolog. (Suara.com/ Liberty Jemadu).
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Tersembunyi di Hutan, Arkeolog Temukan Kota Kuno dari 2.000 Tahun Silam
-
TNI AL Kirim Peneliti ke Pulau Baru yang Muncul Usai Gempa Maluku
-
Penjelasan Peneliti BRIN Soal Pulau Baru Muncul di Tanimbar Usai Gempa Maluku
-
Tersembunyi di Tepi Sungai Brantas, Arkeolog Berburu Sisa Pemukiman Kuno
-
Arkeolog Temukan Terowongan Kuno Peninggalan Aztec, Habis Digali Malah Dikubur Lagi, Kenapa?
-
Teliti Reruntuhan Kota Yunani, Arkeolog Temukan Patung Hercules Berusia 2.000 Tahun
-
Penemuan Residu Narkotika di Makam Abad ke-14 SM, Jadi Persembahan untuk Para Dewa?
-
Arkeolog Temukan Topeng Emas Berusia 3.000 Tahun di China, Jadi Jimat untuk Jaga Arwah?
-
Gua Pemakaman Berusia 3.300 Tahun Ditemukan, Arkeolog Temukan Benda-benda Bersejarah Ini
-
3 Mumi yang Jadi Korban Ritual Sadis di Masa Lampau, Kisahnya Bikin Merinding