Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - NASA telah membuat alat baru dalam melakukan penelitian dampak kenaikan permukaan air laut global. Dengan alat ini dipercaya dampak menunjukkan bagaima kenaikan dalam beberapa dekade mendatang.
Alat baru NASA ini dibuat untuk visualisasi bagaimana permukaan laut secara global. Alat proyeksi tersebut diumumkan setelah merilis bab pertama Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC).
Dalam laporan tersebut, para ilmuwan mengatakan bahwa krisis iklim cepat, meluas, dan intensif. Tidak ada wilayah di Bumi yang akan lolos dari perubahan.
Selain itu, para ahli secara tegas menyebut manusia juga berkontribusi memberikan pengaruh.
Baca Juga
Sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil yang memanaskan atmosfer, laut, dan daratan.
Namun, 234 ilmuwan dari 66 negara yang menulis laporan tersebut menekankan bahwa tindakan manusia masih memiliki kekuatan menentukan arah.
"Kami tahu bahwa tidak ada jalan untuk mundur dari beberapa perubahan iklim," kata Ko Barrett, wakil ketua IPCC dan penasihat iklim senior di Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat.
Namun, dia menambahkan, beberapa dari perubahan ini dapat diperlambat dan yang lainnya dapat dihentikan dengan membatasi pemanasan.
Alat yang dihosting di Sea Level Portal NASA tersebut, memberikan tingkat perincian baru tentang bagaimana setiap wilayah di seluruh dunia akan terpengaruh kenaikan permukaan air laut di bawah berbagai lintasan emisi.
Dengan memilih opsi dari menu drop-down, pengguna alat dapat memperbesar lokasi di setiap garis pantai antara 2020 hingga 2150.
Hal ini untuk melihat apa yang akan terjadi tergantung pada seberapa cepat kurva melengkung pada pengurangan emisi.
Alat ini juga memberikan gambaran tentang berbagai proses di balik kenaikan permukaan air laut seperti mencairnya lapisan es dan gletser, serta sejauh mana air laut mengubah pola sirkulasinya.
Dilansir dari Independent, Kamis (12/8/2021), proyeksi tersebut didasarkan pada kesimpulan laporan IPCC dari data yang dikumpulkan oleh satelit dan instrumen.
Laporan itu menegaskan beberapa konsekuensi yang hampir pasti terjadi di masa depan, seperti kenaikan permukaan air laut.
"Terlepas dari seberapa cepat kita menurunkan emisi, kita mungkin melihat sekitar 15-30 cm kenaikan permukaan laut rata-rata global hingga pertengahan abad ini," kata Dr Bob Kopp, direktur Institute of Earth, Ocean, and Atmospheric Sciences.
Para ahli memperingatkan bahwa peristiwa permukaan laut ekstrem yang sebelumnya terjadi sekali dalam 100 tahun dapat terjadi setiap tahun pada 2100.
Namun, Dr Kopp mencatat umat manusia masih memiliki kemampuan untuk membuat perbedaan pada kenaikan permukaan air laut dengan mengurangi emisi.
Permukaan laut telah meningkat semakin pesat sejak sekitar 1970 dan dalam 100 tahun terakhir.
Permukaan laut telah meningkat lebih dari abad mana pun selama setidaknya tiga milenium terakhir.
Permukaan laut rata-rata global telah meningkat dengan kecepatan sekitar empat milimeter per tahun selama dekade terakhir.
Mengingat hampir setengah dari populasi global yang tinggal dalam jarak 60 mil dari pantai, kenaikan permukaan air laut pasti berdampak pada sebagian besar orang di seluruh dunia. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
-
Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
-
Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
-
Ilmuwan Ungkap Ada Samudra di Bawah Permukaan Satelitnya Uranus, Ada Makhluk Hidup?
-
Ilmuwan Ungkap Struktur Inti Bulan, Hasilnya Mengejutkan
-
Berapa Jarak Bumi ke Matahari dan Bagaimana Cara Mengukurnya?
-
Berapa Jarak Bumi ke Bulan, Lengkap Fakta Menariknya
-
Siapa Ibnu Al Haitam? Ternyata Kontribusinya di Bidang Optik Bikin Tercengang
-
Ilmuwan Ungkap bahwa Tikus di New York Mulai Bisa Terjangkit Covid
-
Virus dari Permafrost Siberia Masih Bisa Hidup Lagi dan Berbahaya bagi Manusia