Sabtu, 20 April 2024
Agung Pratnyawan : Selasa, 17 Agustus 2021 | 15:45 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA), juga ikut menyiapkan misi penelitian di Mars. Namun bukan ke planet merah tersebut, melainkan ke Bulan terbesar yang ada di sana.

Para ilmuwan Jepang dari JAXA hendak menyelidiki adanya kehidupan atau tidak di bulan terbesar Planet Mars, Phobos.

Menurut ilmuwan, asteroid yang menabrak Mars miliaran tahun lalu melemparkan kehidupan mikroba purba ke bulan terbesar Mars.

Gagasan ini didasarkan pada jarak orbit Phobos yang sangat dekat dengan Mars.

Para ahli berpikir jika Mars pernah memiliki kehidupan, maka mungkin itu juga dapat ditemukan di Phobos.

Untuk membuktikan teori tersebut, Jepang berencana akan meluncurkan misi Mars eXploration (MMX) pada 2024.

Misi ini bertujuan mengumpulkan sampel dari permukaan Phobos dan mengembalikannya ke Bumi lima tahun kemudian.

Misi Mars eXploration (MMX). [JAXA]

Penelitian ini mengacu pada sisa-sisa yang disebut SHIGAI, yang mencakup mikroorganisme yang disterilkan dan potensi fragmen DNA.

"Phobos adalah salah satu tempat terbaik untuk mencari sisa-sisa kehidupan purba di tata surya, mungkin kedua setelah Mars," kata Dr James O'Donoghue, ilmuwan antariksa planet di JAXA, dikutip dari Daily Mail, Senin (16/8/2021).

Mars memiliki dua bulan, yaitu Phobos dan Demios, yang terkecil di tata surya.

Phobos mengorbit hanya 3.700 mil dari permukaan Mars dan menjadikannya satelit alami yang mengorbit paling dekat dengan planetnya.

Karena alasan itu, para ahli percaya Phobos dapat menyimpan tanda-tanda kehidupan kuno dari planet induknya.

Permukaan Phobos yang tidak ramah karena tidak memiliki udara atau air dan permukaannya terus-menerus terpapar radiasi kosmik Matahari.

Tim misi MMX berencana untuk mengorbit di sekitar Phobos sambil mempelajari permukaannya secara detail sebelum memilih lokasi pendaratan.

Bulan Mars, Phobos. [NASA]

Saat tim ahli mendaratkan pesawat di permukaan Phobos, itu akan menggunakan sistem bor untuk mengekstrak sampel yang akan dibawa kembali ke Bumi pada 2029.

Menurut JAXA, Probabilitas mikroorganisme hidup dalam sampel bulan Mars yang kembali ke Bumi oleh proyek MMX tetap kurang dari satu juta banding satu.

Tetapi, jika tim berhasil membawa sampel berisi bukti kehidupan dari Phobos, sampel mikroorganisme itu harus dalam keadaan mati.

Pasalnya, menyangkut peraturan internasional yang menyebut tidak dapat membawa kembali kehidupan apa pun dari luar Bumi karena dapat berbahaya.

Itulah rencana badan antariksa Jepang, JAXA menyiapkan misi penelitian di bulan terbesar Mars, Phobos. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

BACA SELANJUTNYA

5 Artis Indonesia yang Ternyata Wibu, Nomor 4 Banyak yang Nggak Percaya