Sabtu, 20 April 2024
Agung Pratnyawan : Minggu, 12 September 2021 | 06:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin menyampaikan kalau nuklir bakal menjadi salah satu opsi energi potensial Indonesia. Hal ini karena kita memiliki potensi uranium serta thorium sebagai bahan baku nuklir.

Disampaikan juga, kalau Indonesia memiliki potensi puluhan ribu ton uranium. Bahan penting dalam energi nuklir.

"Kita memiliki cukup banyak bahan bakunya, energi ini juga akan menjadi murah, sehingga secara keseluruhan dampak ekonomi terhadap industri kita akan cukup baik," kata Ridwan Djamaluddin dalam sebuah webinar yang dipantau di Jakarta, Jumat malam (10/9/2021).

Berdasarkan data Badan Tenaga Nuklir Nasional, bahan baku nuklir berupa sumber daya uranium yang dimiliki Indonesia sebanyak 81.090 ton dan thorium sebanyak 140.411 ton.

Bahan baku energi nuklir itu tersebar di tiga pulau besar, yakni Sumatera dengan potensi 31.567 ton uranium dan 126.821 ton torium, Kalimantan sebanyak 45.731 ton uranium dan 7.028 ton torium, dan Sulawesi sebanyak 3.793 ton uranium dan 6.562 ton torium.

Ridwan Djamaluddin menjelaskan bahwa di masa depan energi nuklir berpotensi menggantikan energi berbasis fosil yang saat ini terus dikampanyekan untuk terus dikurangi pemakaiannya pada pembangkit listrik.

Pemerintah mendorong sektor pertambangan mineral dan batu bara untuk tidak menjual barang mentah, tetapi mengolahnya agar menjadi yang memiliki nilai tambah yang dapat dimanfaatkan bagi industri dalam negeri.

Ilustrasi nuklir. (Pixabay)

"Ketika kita bicara mineral untuk energi saya kira ini sebuah topik hangat karena cukup relevan ketika kita membicarakan energi berbasis nuklir atau radioaktif karena ini akan menjadi potensi pengganti energi berbasis batu bara atau energi berbasis fosil," pungkas Ridwan Djamaluddin.

Pemerintah menargetkan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) akan dilakukan setelah 2025.

Peta jalan pembangunan PLTN sudah masuk dalam strategi besar energi nasional. Rencananya, pemerintah akan membangun pembangkit energi nuklir dalam skala kecil mulai dari 100 megawatt hingga 200 megawatt.

Di antara semua pulau di Indonesia, Kalimantan merupakan pulau yang paling cocok untuk dibangun pembangkit energi nuklir karena tidak memiliki garis patahan langsung dan tidak ada gunung berapi aktif, sehingga Kalimantan memiliki risiko gempa bumi dan tsunami paling kecil dibandingkan daerah lain.

Itulah potensi Indonesia dalam energi nuklir, yakni adanya uranium serta thorium sebagai bahan baku. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

BACA SELANJUTNYA

Grab Dapatkan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU RI