Hitekno.com - Ditemukan catatan yang dianggap sebagai bukti dari aurora dari ribuan tahun silam. Para ilmuwan menemukan catatan tersebut yang menjadi bukti catatan aurora tertua di dunia yang telah berusia 3.000 tahun.
Dikutip HiTekno.com dari laporan Suara.com, peristiwa ini dijelaskan dalam Chinese Bamboo Annals itu berusia 3.000 tahun.
Penemuan catatan semacam ini bernilai ilmiah dan historis karena lokasi sumbernya menyiratkan badai geomagnetik yang sangat kuat.
Catatan Chinese Bamboo Annals berisi tentang perkembangan China dari legenda awal hingga 299 SM. Catatan tersebut sempat terkubur di sebuah makam selama hampir 600 tahun dan ditemukan kembali bersama dengan beberapa teks kuno lainnya.
Baca Juga
Salah satu catatan di dalamnya mengacu pada objek yang sangat menarik di langit utara. Para ilmuwan yang menganalisis catatan ini menyimpulkan bahwa itu bukan hanya deskripsi aurora, tetapi mengidentifikasi tempat dan dua kemungkinan tanggal di mana aurora diamati.
Tim yang dipimpin oleh Marinus van der Sluijs dan Dr Hisashi Hayakawa dari Universitas Nagoya mengklaim bahwa aurora terjadi pada antara 977 dan 957 SM. Jika prediksi tersebut benar, maka ini mendahului rekor tertua sebelumnya tentang aktivitas aurora sekitar 300 tahun.
"Kami telah menemukan lokasi pengamatan di sekitar HÃ ojing," kata Hisashi, seperti dikutip dari IFL Science pada Senin (18/4/2022).
Meskipun kutub magnet utara jauh lebih dekat ke China pada abad ke-10 SM daripada sekarang, jaraknya masih hampir 40 derajat dari kutub.
Dengan kata lain, hanya ledakan besar dari Matahari yang akan menghasilkan aurora agar terlihat pada jarak tersebut dari kutub.
Jika van der Sluijs dan Hayakawa benar, Bamboo Annals menyediakan satu-satunya catatan mengenai aurora sebelum Grand Minimum.
Penemuan catatan ini bisa membantu para ahli menentukan waktu per-minimum puncak Matahari.
Walau begitu, para ilmuwan lain tidak yakin bahwa peristiwa yang dilihat adalah aurora, melainkan komet. Identifikasi juga menjadi bias karena ada dua versi sejarah, yang masing-masing menyebut peristiwa itu sebagai "bintang kabur" atau "cahaya lima warna" di langit utara.
Van der Sluijs dan Hayakawa menganggap referensi terakhir lebih otentik. Deskripsi tersebut memiliki kesamaan dengan cara penulis lain menggambarkan aurora terang ketika mencapai garis lintang.
Untuk saat ini, satu-satunya tempat di China untuk melihat aurora adalah Mohe, yang dijuluki Kota Arktik China. Berbatasan dengan Rusia, ini adalah satu-satunya tempat di China yang mengalami baik aurora borealis maupun fenomena Matahari tengah malam, atau Midnight Sun.
Itulah temuan catatan aurora tertua di dunia yang telah berumur 3.000 tahun menjadi sumber pembelajaran para ilmuwan. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
-
Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
-
4 Mage Lemah di Mobile Legends: Bikin Mid Lane Cepat Jebol
-
Hero Mage Paling Lemah di Mobile Legends, Sudah Pasti Kalah!
-
Nostalgia Foto Pasangan Favorit Remaja Tahun 1980, Onky Alexander dan Meriam Bellina Bikin Netizen Kesengsem
-
Ilmuwan Ungkap Ada Samudra di Bawah Permukaan Satelitnya Uranus, Ada Makhluk Hidup?
-
Ilmuwan Ungkap Struktur Inti Bulan, Hasilnya Mengejutkan
-
Siapa Ibnu Al Haitam? Ternyata Kontribusinya di Bidang Optik Bikin Tercengang
-
Ilmuwan Ungkap bahwa Tikus di New York Mulai Bisa Terjangkit Covid
-
Virus dari Permafrost Siberia Masih Bisa Hidup Lagi dan Berbahaya bagi Manusia