Kamis, 25 April 2024
Agung Pratnyawan : Senin, 25 April 2022 | 18:24 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - NASA melaporkan kalau Matahari telah melepaskan letusan terkuat dalam lima tahun trakhir, sejak 2017. Tentunya letusan dari bintik Matahari ini memberikan dampak.

Diwartakan Suara.com, Solar Dynamics Observatory NASA mengamati ledakan dari bintik Matahari itu pada Selasa pukul 20:57 PT.

NASA menyebut bahwa suar menyebabkan pemadaman radio untuk gelombang pendek tertentu, penerbangan, dan komunikasi lainnya yang berpusat di Asia.

Suar diklasifikasikan sebagai X2.2. Suar kelas X adalah kategori terkuat yang diukur oleh para ilmuwan dan angka yang lebih tinggi, setelah X menunjukkan peningkatan kekuatan letusan.

NASA mencatat beberapa suar X1 dalam satu tahun terakhir, tetapi ini adalah yang terkuat sejak Matahari meledakkan sepasang suar kelas X raksasa pada minggu kedua September 2017.

Ledakan Matahari. [Twitter]

Ledakan terakhir ini disertai dengan lontaran massa koronal, yaitu plasma bermuatan yang bergerak lebih lambat dan dapat menciptakan aurora ketika bertabrakan dengan medan magnet Bumi.

Tetapi karena letusan itu terletak di sisi Matahari dari sudut pandang Bumi, partikel-partikel tersebut tidak akan mengenai Bumi.

Di sisi lain, energi yang dipancarkan oleh suar bergerak dengan kecepatan cahaya dan menyebar ke segala arah di seluruh tata surya.

Itu sebabnya ledakan ini menyebabkan pemadaman radio pada saat yang sama ketika suar itu terlihat.

Dilansir dari CNET, Senin (25/4/2022), ledakan besar ini merupakan indikasi terbaru bahwa siklus Matahari sedang memanas.

Ledakan Matahari. [Twitter]

Untungnya, magnetosfer Bumi mencegah letusan radioaktif yang membahayakan kehidupan di Bumi, tetapi itu tetap menimbulkan risiko bagi satelit, sistem komunikasi, astronaut di luar angkasa, dan bahkan jaringan listrik di tanah.

Pemadaman listrik skala besar sebelumnya disebabkan oleh suar dalam beberapa dekade terakhir.

Tapi ini adalah pertama kalinya Bumi mendekati aktivitas puncak Matahari dengan ribuan satelit baru di orbit.

Itulah laporan dampak letusan dari bintik Matahari yang diamati NASA belum lama ini. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

BACA SELANJUTNYA

Kapan Gerhana Matahari Hibrida Kembali Terjadi di Indonesia