Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG mengungkap kondisi dan kualitas udara Jakarta selama bulan Juni 2022 kemarin pada kondisi sedang.
Menurut BMKG, rata-rata kualitas udara Jakarta berada dalam kondisi sedang dengan konsentrasi PM2.5 berada pada angka 49,06 mikrogram per meter kubik sepanjang Juni 2022.
Prakirawan BMKG Wahyu Argo dalam pernyataan di Jakarta, Jumat (1/7/2022) mengatakan lonjakan peningkatan konsentrasi PM2.5 tertinggi berada pada level 148 mikrogram per meter kubik pada 15 Juni 2022.
"Perubahan kualitas udara sangat dinamis. Konsentrasi partikulat cenderung mengalami peningkatan pada waktu dini hari hingga pagi dan menurun saat siang dan sore hari," kata Wahyu.
Baca Juga
-
Lihat Sungai Bersih Tanpa Sampah di Foto Jakarta Tahun 1980, Netizen: Zaman Pak Harto Nih
-
Kawasan Jakarta Tahun 1993, Jemuran di Pinggir Kali Ini Bikin Netizen Geleng-geleng
-
Lihat Foto SPBU di Jakarta Tahun 1939, Alat Modern Ini Bikin Netizen Salah Fokus
-
Foto Jenderal Soedirman Saat Salat Idul Adha di Jakarta 1946, Netizen: Kumpulan Orang Hebat
PM2.5 mengacu pada materi mikroskopis tertentu dengan diameter 2,5 mikrometer atau kurang. Partikel ini memiliki banyak efek merugikan pada kesehatan manusia dan lingkungan, sehingga salah satu polutan utama yang digunakan dalam menghitung kualitas udara kota atau negara secara keseluruhan.
Konsentrasi partikulat memiliki empat tingkat dengan rincian kualitas udara baik antara 0 sampai 15 mikrogram per meter kubik, kualitas udara sedang antara 16 sampai 65 mikrogram per meter kubik, dan kualitas udara tidak sehat antara 66 sampai 150 mikrogram per meter kubik.
Selanjutnya, kualitas udara sangat tidak sehat nilai konsentrasi partikulatnya berada pada angka 151 sampai 250 mikrogram per meter kubik, dan kualitas udara berbahaya di atas 250 mikrogram per meter kubik.
Dengan demikian, nilai batas konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan berada dalam udara ambien adalah 65 mikrogram per meter kubik.
Wahyu menjelaskan konsentrasi partikulat yang tinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya juga dapat terlihat saat kondisi udara di Jakarta secara kasat mata terlihat cukup pekat atau gelap.
Beberapa faktor yang mempengaruhi konsentrasi partikulat tetap memberikan kontribusi pada penurunan kualitas udara di wilayah Jakarta, di antaranya emisi dari sumber lokal berupa transportasi dan pemukiman, serta emisi sumber regional yang berasal dari kawasan industri dekat dengan Jakarta.
Faktor kedua adalah pola angin lapisan permukaan yang memperlihatkan adanya pergerakan masa udara dari arah timur dan timur laut menuju ke Jakarta. Kondisi itu memberikan dampak terhadap akumulasi konsentrasi PM2.5 di ibu kota.
Faktor ketiga akibat tingginya kelembaban udara relatif, sehingga menyebabkan peningkatan proses absorsi partikulat di udara permukaan.
Selanjutnya, faktor keempat karena ada lapisan inversi yang merupakan lapisan di udara yang ditandai dengan peningkatan suhu udara seiring dengan peningkatan ketinggian lapisan. Dampak dari keberadaan lapisan inversi menyebabkan partikulat yang ada di permukaan menjadi tertahan, tidak dapat bergerak ke lapisan udara lainnya, dan dapat mengakibatkan akumulasi konsentrasi partikulat.
"Ketika kualitas udara menurun, kami menghimbau untuk mengenakan pelindung diri seperti masker yang dapat mengurangi tingkat paparan terhadap polutan udara di luar ruangan," ujar Wahyu.
Itulah hasil pemantauan kualitas udara Jakarta sepanjang Juni 2022 oleh BMKG. (Suara.com/ Liberty Jemadu).
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
POCO Hadirkan Kolaborasi Keren dengan Jakarta Doodle Fest dan HAJ4TAN PODKESMAS
-
Gempa M 6.4 Guncang Yogyakarta, Langsung Diikuti Beberapa Gempa Susulan
-
Gempa M 6.4 Guncang Yogyakarta, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
-
Cara Beli Tiket Kereta Bandara, Jakarta, Solo dan Jogja, Mudah dan Praktis
-
Lihat Harga Tiket Konser Coldplay di Singapura Lebih Murah Dibanding Jakarta, Bikin Netizen Ribut
-
Ada SLANK dan Padi, Inilah Harga Tiket Konser Jakarta Fair 2023 Lengkap dengan Jadwal dan Link Pembelian
-
El Nino 2023 Diprediksi Melanda Indonesia, Ini Dampak dan Tanda-tandanya
-
Video Lawas Rafael Alun Trisambodo Ngaku Penguasa Jakarta Selatan Viral, Netizen: Iya Deh yang Paling Berkuasa
-
Kapan Gerhana Bulan Penumbra Terjadi Mei 2023, Terlihat dari Indonesia?
-
BMKG Menyarankan Masyarakat Tampung Air Hujan Jelang Kemarau