Jum'at, 29 Maret 2024
Agung Pratnyawan : Selasa, 23 Agustus 2022 | 15:33 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - China dilaporkan tengah membangun susunan teleskop terbesar di dunia sekarang ini. Pembangunan teleskop ini akan digunakan China dalam mempelajari Matahari.

Termasuk letusan Matahari yang akan jadi perhatian khusus para ilmuwan China menggunakan teleskop terbesar di dunia ini nanti.

Para ilmuwan di China ingin meningkatkan pemahaman tentang lontaran massa korona (CME), yang dapat menyebabkan kekacauan di Bumi.

Teleskop Radio Surya Daocheng (DSRT) sedang dibangun di sebuah dataran tinggi di Provinsi Sichuan, barat daya China.

Susunan teleskop tersebut akan terdiri dari 313 piring, masing-masing dengan diameter enam meter, membentuk lingkaran dengan keliling 3,14 kilometer.

Teleskop-teleskop ini akan mencitrakan Matahari dalam gelombang radio untuk mempelajari CME, letusan besar partikel bermuatan dari atmosfer bagian atas Matahari.

Proyek Meridian China. [Space.com]

Jika CME menghantam Bumi, letusan ini dapat merusak jaringan listrik, telekomunikasi, satelit yang mengorbit, dan bahkan membahayakan keselamatan astronaut.

Di sisi lain, CME juga menjadi penyebab atas munculnya aurora warna-warni yang dapat diamati di langit malam di wilayah kutub.

Menurut South China Morning Post, rangkaian satelit tersebut dijadwalkan selesai pada akhir tahun ini.

Dilansir dari Space.com, Selasa (23/8/2022), pengembangan ini merupakan bagian dari jaringan pemantauan lingkungan luar angkasa berbasis darat yang disebut Proyek Meridian China.

Proyek ini juga mencakup Radioheliograph Spektral China untuk memantau aktivitas Matahari, yang sedang dibangun di Mongolia Dalam.

Suar matahari dan lontaran massa korona diamati diluncurkan dari bintik matahari "mati" AR 2987. [Space.com]

Radioheliograph akan terdiri dari 100 piringan dalam susunan spiral tiga lengan dan akan mempelajari Matahari dalam pita frekuensi yang lebih luas, daripada DSRT untuk penelitian lebih lanjut di China tentang Matahari, fisika Matahari, dan cuaca luar angkasa.

Seluruh proyek ini bertujuan untuk menjalankan hampir 300 instrumen yang ditempatkan di 31 stasiun di seluruh China.

Misi ini dipimpin oleh National Space Science Center (NSSC) dari Chinese Academy of Sciences dan melibatkan lebih dari 10 institusi dan universitas di China.

Itulah persiapan ilmuwan China dalam membangun susunan teleskop terbesar di dunia untuk meneliti letusan Matahari. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami)

BACA SELANJUTNYA

Ubisoft Tutup Gerai Online di China, Apa Sebabnya?