Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Eropa telah mengalami kekeringan terburuk dalam 500 tahun. Hal ini terkuak melalui video satelit yang memperlihatkan sejauh mana cuaca kering ini seperti yang terlihat dari luar angkasa.
Dilansir dari Daily Mail, urutan gambar dalam rekaman membandingkan seperti apa Eropa pada Juli dan Agustus tahun ini.
Dibandingkan dengan 2021, dan terlihat bagaimana benua itu berubah dari kehijauan menjadi coklat kering karena kurangnya hujan.
Video itu di-tweet oleh Program Copernicus Uni Eropa, yang mengoperasikan konstelasi satelit Sentinel yang mengamati Bumi.
Baca Juga
"Pada tahun 2022, #drought telah mempengaruhi seluruh Eropa," kata Copernicus dalam tweet tersebut.
Gambar-gambar, yang ditangkap oleh satelit Sentinel 2, menunjukkan bahwa dari selatan dan timur Inggris, ke Prancis utara dan bahkan Eropa Timur, vegetasi telah mengalami sejumlah besar kerusakan.
Ini menyusul rilis laporan bulan lalu oleh European Drought Observatory (EDO), yang diawasi oleh Komisi Eropa, yang mengatakan bahwa 47 persen Eropa berada dalam kondisi peringatan.
Musim panas Eropa tahun ini dianggap sebagai yang terkering sejak kekeringan besar yang melanda benua itu pada tahun 1540.
"Kekeringan parah yang mempengaruhi banyak wilayah eropa sejak awal tahun telah semakin meluas dan memburuk pada awal Agustus," kata laporan itu.
Mereka menambahkan bahwa wilayah Eropa-Mediterania barat kemungkinan akan mengalami kondisi yang lebih hangat dan lebih kering dari biasanya hingga November.
Sebagian besar Eropa telah menghadapi berminggu-minggu suhu yang sangat panas musim panas ini, yang memperburuk kekeringan, menyebabkan kebakaran hutan, memicu peringatan kesehatan, dan mendorong seruan untuk lebih banyak tindakan untuk mengatasi perubahan iklim.
Pembangkit listrik tenaga air telah kena imbas, dengan dampak lebih lanjut pada produsen listrik lainnya karena kekurangan air untuk memberi 'makan' sistem pendingin.
Ketinggian air yang rendah telah menghambat pengiriman darat, seperti di sepanjang Rhine, dengan berkurangnya beban pengiriman yang mempengaruhi transportasi batu bara dan minyak.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Satelit komunikasi Indonesia SATRIA berhasil diluncurkan, Apa Kegunannya?
-
5 Fakta Menarik Satelit Satria, Terbesar di Asia yang Diangkut SpaceX
-
Google dan Komisi Eropa Jalin Kerja Sama untuk Bikin Regulasi AI
-
Mengenal BLUETTI, Solusi Energi Terbarukan Ramah Lingkungan yang Akan Hadir di Indonesia
-
Meta Lagi-Lagi Didenda oleh Uni Eropa, Apa Sebab?
-
Lenovo Bikin Terobosan di Pasar Smartphone, Pasar Amerika Latin Mulai Dikuasai
-
Akuisisi Microsoft Atas Activision Blizzard Akhirnya Dapat Persetujuan dari Uni Eropa
-
Batasi Klaim Menyesatkan Soal Gadget, Parlemen Eropa Rancang Undang-Undang Baru
-
Pengakuisisian Motorola Mulai Berbuah Hasil, Lenovo Masuk Lima Besar di Amerika Latin dan Eropa
-
Apa Saja Contoh Pembangkit Listrik yang Ramah Lingkungan?