Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Amerika Serikat, melalui NASA, bukan satu-satunya negara yang bekerja untuk membawa manusia kembali ke bulan.
Kegagalan NASA meluncurkan Artemis 1 untuk misinya ke bulan pada Sabtu (3/9/2022) melibatkan banyak mitra internasional, termasuk Jepang, Kanada, dan badan antariksa Eropa.
Dua kekuatan luar angkasa lainnya, China dan Rusia, bukan bagian dari konsorsium, tetapi juga memiliki misi ke Bulan.
China dan Rusia mengumumkan pada Maret 2021 bahwa mereka berkolaborasi dalam proyek ambisius yang disebut International Lunar Research Institute (ILRS)
Baca Juga
Mirip dengan Artemis, itu bertujuan untuk mendirikan pangkalan di dekat kutub selatan bulan, menurut laporan dari Space.com dilansir dari Suara.com.
Upaya ILRS memiliki tiga tahap utama, pejabat ruang angkasa China menjelaskan. Yaitu, pengintaian, konstruksi dan pengembangan.
Fase 1 sudah berlangsung, menganalisis data yang dikumpulkan oleh misi robotik China, Chang'e, yang mendarat di sisi jauh bulan pada Januari 2019.
Fase pemantauan akan berlanjut selama beberapa tahun ke depan dengan misi robot tambahan pada probe yang belum diluncurkan sebelumnya seperti Chang'e 6, Chang'e 7, dan Luna 25 Rusia, Luna 26, dan Luna 27.
Sekitar 10 tahun fase konstruksi Pada tahun 2026, misi robotik lebih lanjut dari China, Rusia dan berpotensi berubah mitra internasional akan dimulai.
Jika semuanya berjalan sesuai rencana, ILRS akan siap untuk misi berawak sekitar tahun 2036.
Pemerintah Cina tidak memiliki rencana resmi untuk pendaratan berawak di bulan.
Hal-hal telah berubah sejak rencana ILRS diumumkan tahun lalu, berkat invasi lanjutan Rusia ke Ukraina.
Suara.com/Dythia Novianty
Tag
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Stabil Usai Dihajar Sanksi AS, Industri Chip China Malah Terancam Terpukul oleh Hukuman Jepang
-
eShop Nintendo di Rusia Tutup, Ini Sebabnya
-
AS akan Batasi Investasi ke Perusahaan Teknologi China
-
Ubisoft Tutup Gerai Online di China, Apa Sebabnya?
-
Giliran Perusahaan Teknologi AS Balik Diblacklist China, Amerika Malah Mengeluh
-
Hasil Menko Luhut ke China, Mobil Listrik BYD akan Investasi ke Indonesia
-
Serangan Balik, Kini Giliran China yang Ngeblacklist Perusahaan Chip Amerika
-
Bikin Industri China Tak Tunduk Walau Panen Sanksi, Apa Itu RISC-V?
-
Kebakaran Hutan di Rusia Telan Banyak Korban, Ribuan Damkar Dikerahkan
-
Rusia Berpeluang Kuasai Pangsa Bitcoin Hashrate Global, Ini Penyebabnya