Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Gelombang panas dan kekeringan China telah memecahkan rekor, menjadi tantangan yang cukup besar yang akan dihadapi oleh negara ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut, khususnya untuk memenuhi kebutuhan energinya di tahun-tahun mendatang di tengah perubahan iklim.
Dilansir dari Al Jazeera, cuaca yang lebih panas dan lebih kering akan mendorong konsumsi energi China yang sudah sangat besar kian lebih tinggi di tahun-tahun mendatang.
Itu berarti pembuat kebijakan tidak cuma perlu mengelola transisi dari bahan bakar fosil menuju energi hijau, tetapi juga mengatasi kekurangan dalam jaringan energi terbarukan seperti hidro dan angin.
Keterbatasan jaringan energi terbarukan China mulai terungkap bulan lalu ketika kekeringan mengganggu pembangkit listrik tenaga air di sepanjang Sungai Yangtze, membuat jutaan warga dan bisnis di barat daya negara itu tidak memiliki listrik.
Baca Juga
"Ini adalah pengingat yang keras bahwa transisi rendah karbon dalam pasokan listrik kami belum tercapai," ungkap Ma Jun, direktur Institute of Public and Environmental Affairs yang berbasis di Beijing pada outlet berita tersebut.
"Dan akan lebih sulit untuk mencapai itu dari yang diharapkan."
Tenaga air telah dialokasikan sebagai pilar penting dari ambisi Tiongkok untuk mencapai puncak emisi karbon pada tahun 2030 dan netralitas karbon pada tahun 2060.
Ma juga mengatakan China dapat belajar dari Eropa, di mana Jerman memanfaatkan tenaga air dan energi nuklir di Norwegia dan Prancis, masing-masing, ketika cuaca yang tidak menguntungkan menghambat pembangkit listrik tenaga surya dan angin.
"Eropa menghadapi kesulitan dalam koordinasi itu, karena mereka kehilangan beban dasar dari gas alam," kata Ma.
"Tapi koordinasi mereka secara keseluruhan lebih baik."
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
BLUETTI Prime Day Sale, Saatnya untuk Dapat Diskon hingga 33% untuk Pembangkit Tenaga Surya di Rumah Anda!
-
Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
-
Biar Mobil Listriknya Memikat, Toyota Mau Bikin Tiruan Transmisi Manual
-
Harga dan Spesifikasi Uwinfly N9 2023, Motor Listrik Terjangkau
-
Stabil Usai Dihajar Sanksi AS, Industri Chip China Malah Terancam Terpukul oleh Hukuman Jepang
-
Q1 2023: Penjualan Mobil dan Motor Listrik di Tokopedia Naik 2 Kali Lipat
-
Porsche Luncurkan Sepeda Listrik Harganya Lebih Mahal dari Mobil LCGC
-
AS akan Batasi Investasi ke Perusahaan Teknologi China
-
Ubisoft Tutup Gerai Online di China, Apa Sebabnya?
-
Hyundai Energy Indonesia Mulai Dibangun, Hadirkan Rantai Pasokan Baterai Kendaraan Listrik