Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Metode bedah pertama di dunia untuk penyembuhan sayatan, baik di organ internal maupun eksternal, tanpa jaringan parut dikembangkan oleh para ilmuwan dari National Research University of Electronic Technology (MIET) dan Sechenov University.
Dilansir dari Sputnik News, menurut mereka, teknologi laser yang diusulkan sangat efisien, akurat dan murah. Hasil penelitian telah dipublikasikan dalam jurnal Bioengineering.
Metode sayatan penyembuhan yang digunakan saat ini memiliki sejumlah keterbatasan, kata para ilmuwan.
Penggunaan jahitan tradisional yang dibuat dengan jarum dan benang terbatas dalam operasi pada selaput lendir, pembuluh darah dan jaringan halus lainnya.
Baca Juga
Menjahit menggunakan pengelasan listrik dan ultrasonik dapat merusak jaringan sehat, dan kekuatan ikatan perekat seringkali tidak mencukupi, kata para ahli.
"Kami dapat membuktikan keunggulan teknologi laser untuk perbaikan luka jaringan lunak dibandingkan metode bedah tradisional. Teknologi ini memungkinkan Anda untuk dengan cepat mendapatkan jahitan kedap udara dengan ukuran minimum, yang di masa depan tidak akan meninggalkan bekas luka yang kasar dan nyata," kata Alexander Gerasimenko, kepala studi dan profesor asosiasi di Institute of Biomedical Systems di MIET.
Menurutnya, efek ini disediakan oleh komposisi unik dari solder, yang didasarkan pada albumin, protein transpor darah, serta penyerap optik indocyanine green dan nanotube karbon berdinding tunggal.
Perangkat laser itu sendiri dilengkapi dengan sistem feedback suhu yang pintar, memungkinkan Anda untuk mengontrol intensitas radiasi laser.
Dengan bantuan perangkat lunak, pemanasan laser jaringan biologis terjadi dengan akurasi 0, 5 ° C.
"Komponen solder dipilih untuk menyerap radiasi laser sebanyak mungkin, memusatkannya di area luka. Di bawah aksi radiasi, solder cair diubah menjadi biokomposit berpori padat yang dengan kuat menghubungkan tepi potongan. Dalam proses penyembuhan lebih lanjut, komposit mendorong pertumbuhan jaringan ke dalam strukturnya, dan kemudian larut dan diekskresikan dari tubuh," jelas Gerasimenko.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Kapan Seseorang Harus Ganti HP? Ini Patokannya
-
Digandrungi Artis, Ini 5 Efek Samping Operasi Bariatrik
-
One Piece: Mengapa Eiichiro Oda Mengambil Cuti selama Sebulan?
-
Bukannya Dipuji, Penampilan Doddy Sudrajat Setelah Operasi Kantung Mata Malah Kena Nyinyir
-
Android 11 Mendominasi, Android 13 Baru Dipakai oleh 15 Persen Perangkat di Pasar Global
-
Bawa Banyak Peningkatan, Apple Hadirkan Smart Stack di watchOS 10
-
Cortana akan Dilenyapkan dari Windows? Begini Bocorannya
-
Apple Segera Rilis iOS 17, Bawa Perubahan Besar Pada Sistem Antarmuka
-
Mengenal Windows, MacOS dan Linux, Apa Keunggulan Masing-Masing?
-
4 Sistem Operasi HP yang Akhirnya Dipunahkan Android-iOS, Bikin Kangen