Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Penelitian terbaru diklaim tela berhasil mengungkap penyebab kematian manusia yang akhirnya dijadikan mumi. Meski telah berusia ribuan tahun, namun para ilmuwan telah bisa mengungkapnya.
Dilaporkan kalau ilmuwan dalam penelitian tersebut menggunakan CT scan guna mengintip ke dalam tiga mumi yang sudah berusia ribuan tahun tersebut.
Ketiga mumi dari Amerika Selatan tersebut diteliti dengan cara CT scan untuk melihat bagian dalamnya hingga didapati beberapa bukti penyebabk kematian mereka.
Terungkap jika dua orang mati dibunuh sebelum dijadikan mumi. Waktu kematian mumi antara 900 CE dan 1300 CE dan berasal dari Peru dan Chili, berjenis kelamin dua lelaki dan satu perempuan.
Baca Juga
-
3 Mumi yang Jadi Korban Ritual Sadis di Masa Lampau, Kisahnya Bikin Merinding
-
Studi Tengkorak Ungkap Mumi Asal Amerika Selatan yang Dibunuh Secara Brutal
-
Kurir Kaget Temukan Paket Seperti Ini, Netizen: Berasa Sebelahan Sama Mumi
-
Pakai CT Scan, Ilmuwan Bongkar Misteri Mumi Putri Duyung Berwajah Manusia
Meskipun mumi perempuan tampaknya telah meninggal karena sebab alami, CT scan mumi lelaki mengungkapkan bahwa mereka kemungkinan besar dipukul dan ditikam secara fatal sehingga menyebabkan kematian.
Hasil pekerjaan dari tim penelitian mumi tersebut telah dditerbitkan di Frontiers.
"Tingkat trauma kekerasan pada populasi Amerika Selatan tampaknya lebih tinggi daripada studi sebelumnya tentang tengkorak atau kerangka belaka," kata rekan penulis studi Andreas Nerlich, seorang ahli patologi di Academic Clinic Munich-Bogenhausen di Jerman, dilansir laman Gizmodo, Senin (12/9/2022).
Mumi-mumi itu dibawa ke Eropa sekitar pertengahan atau akhir abad ke-19, kata Nerlich. Sampai sekarang, mereka belum diselidiki dengan pencitraan modern yang komprehensif.
Dalam pekerjaan baru-baru ini, para peneliti melakukan CT scan tubuh mumi untuk menyelidiki usia, kondisi pengawetan, dan kemungkinan penyebab kematian.
Tim pertama kali menemukan bahwa satu mumi, sekarang di Universitas Marburg di Jerman, adalah lelaki. Hal ini bertentangan dengan kepercayaan awal bahwa mayat itu perempuan.
Namun detail yang lebih menggoda: Dalam makalah tersebut, para peneliti menulis, tidak diragukan lagi bahwa individu mumi Marburg adalah korban kekerasan antarpribadi yang parah dan akhirnya mematikan.
Tim mendokumentasikan pukulan keras ke wajah korban dan bukti luka tusuk yang mengoyak aorta dan menusuk paru-paru.
Tim berpikir penyebab utama kematian adalah kehilangan darah dari luka tusukan.
Mereka percaya mumi lelaki lainnya menderita trauma berulang, berdasarkan banyak patah tulang tengkorak yang telah sembuh dalam hidup.
Bagian tulang belakang leher yang terkilir menunjukkan pukulan besar di bagian belakang kepala, yang mungkin merupakan cedera fatal.
Nerlich mengatakan kepada Gizmodo bahwa penelitian sebelumnya tentang tengkorak dari Chili Utara dan Peru menunjukkan tingkat trauma antara 5 persen dan 35 persen.
Tapi menurut Nerlich, bisa lebih tinggi berdasarkan kerusakan pada individu yang baru-baru ini dipindai.
"Kami berharap penyelidikan serupa terhadap mumi lebih lanjut dari museum/koleksi dapat memberikan lebih banyak informasi tentang jenis dan tingkat trauma," tambahnya
Itulah bagaimana ilmuwan mengetahui penyebab kematian mumi berusaia 1.000 tahun tersebut. Yakni memanfaatkan teknologi CT Scan untuk mengintip ke dalamnya. (Suara.com/ Dythia Novianty)
Terkini
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
- Status Pandemi Covid-19 Dicabut, Ini Perbedaan Pandemi dan Endemi
- Digandrungi Artis, Ini 5 Efek Samping Operasi Bariatrik
Berita Terkait
-
Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
-
Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
-
Ilmuwan Ungkap Ada Samudra di Bawah Permukaan Satelitnya Uranus, Ada Makhluk Hidup?
-
Ilmuwan Ungkap Struktur Inti Bulan, Hasilnya Mengejutkan
-
Siapa Ibnu Al Haitam? Ternyata Kontribusinya di Bidang Optik Bikin Tercengang
-
Ilmuwan Ungkap bahwa Tikus di New York Mulai Bisa Terjangkit Covid
-
Virus dari Permafrost Siberia Masih Bisa Hidup Lagi dan Berbahaya bagi Manusia
-
Ilmuwan Australia Hasilkan Listrik dari Udara, Ini Resep Rahasianya
-
Apakah Gempa Bisa Diprediksi? Ini Kata Ilmuwan Soal Potensi Gempa di Indonesia
-
Ilmuwan Temukan Koridor Misterius di Piramida Cheops Mesir