Jum'at, 29 Maret 2024
Cesar Uji Tawakal : Rabu, 21 September 2022 | 17:45 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Kebocoran reaktor telah terdeteksi di pembangkit listrik tenaga nuklir Isar 2 di negara bagian Bavaria, Jerman selatan.

Dilansir dari Russia Today, kementerian lingkungan berkata bahwa kerusakan itu tampaknya tidak menimbulkan risiko bagi publik, tetapi dapat membahayakan rencana pemerintah untuk mengurangi kekurangan energi, yang terutama dipicu oleh konflik di Ukraina.

Menurut kementerian, pekerjaan pemeliharaan akan dilakukan pada bulan Oktober, dan akan memakan waktu setidaknya satu minggu untuk memperbaiki masalah tersebut.

Selama periode itu, semua operasi di pabrik, yang dijalankan oleh anak perusahaan E.ON PreussenElektra, harus sepenuhnya ditangguhkan.

Awalnya, pembangkit listrik tenaga nuklir itu dijadwalkan untuk offline pada akhir 2022 sebagai bagian dari upaya Jerman untuk menghapus energi atom.

Namun, krisis energi saat ini telah memaksa Berlin untuk menempatkan fasilitas itu dalam keadaan siaga hingga April 2023 sebagai sumber daya cadangan, yang dapat dipakai jika situasinya memburuk.

Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN. (Pixabay)

Kementerian lingkungan hidup mengatakan sekarang sedang memeriksa apakah PLTN dapat digunakan untuk tujuan itu, mengingat perkembangan terbaru.

Namun, juru bicara utilitas listrik E.ON menyatakan keyakinannya bahwa solusi yang memungkinkan Isar 2 berfungsi setelah 31 Desember dapat disepakati dengan pemerintah Jerman.

Pada akhir Agustus, pemerintah menyetujui serangkaian langkah untuk mengurangi konsumsi energi musim dingin, termasuk membatasi penggunaan pencahayaan dan pemanasan di gedung-gedung publik.

Pihak berwenang juga telah mendorong warga untuk menghemat energi dengan segala cara yang tersedia.

Krisis energi di seluruh Eropa sebagian besar disebabkan oleh meroketnya harga gas alam karena sanksi yang telah dijatuhkan UE terhadap Rusia atas konflik di Ukraina.

BACA SELANJUTNYA

Microsoft Mulai Tertarik ke Bisnis Energi, Nuklir Jadi Tujuan