Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Di bidang gerontologi dan obat anti-penuaan, ada perbedaan antara usia biologis, atau kondisi sel kita, dan usia kronologis.
Dilansir dari Sputnik News, penelitian baru menunjukkan bahwa kebahagiaan berkorelasi dengan tetap "muda" lebih lama.
Sebuah studi baru yang dilakukan oleh para peneliti di Stanford dan Hong Kong University menunjukkan bahwa kesehatan mental berpengaruh besar pada proses penuaan daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Tim, yang terdiri dari para ilmuwan dari Hong Kong dan Amerika Serikat, mengetahui bahwa merasa tidak bahagia untuk waktu yang lama merusak jam biologis kita, yang berpotensi menyebabkan penyakit jantung, Alzheimer, dan penyakit terkait usia lainnya.
Baca Juga
Penelitian, bagian dari China Health and Retirement Longitudinal Study, mengembangkan "jam penuaan" menggunakan data tes darah untuk menunjukkan hubungan antara elemen fisik dan psikologis penuaan.
Itu mampu mendeteksi penuaan "dipercepat" pada orang dengan kondisi jantung, hati, dan paru-paru, dan mampu menunjukkan bahwa faktor psikologis, terutama ketidakbahagiaan atau kesepian, "secara signifikan" mempengaruhi usia biologis seseorang.
Perasaan sedih dan kesepian saja mampu meningkatkan usia biologis seseorang lebih dari 1,5 tahun, lebih parah dari sekadar merokok, yang ditemukan meningkatkan hingga 1,25 tahun untuk "usia biologis" seseorang.
"Tubuh dan jiwa Anda terhubung, ini adalah pesan utama kami," kata Fedor Galkin, rekan penulis studi dan ilmuwan utama di startup Hong Kong Deep Longevity.
Studi ini memiliki implikasi bagi program yang berusaha mempromosikan kesehatan secara keseluruhan, dengan potensi promosi kesehatan mental untuk dimasukkan dalam program intervensi anti-penuaan.
"Kami menyimpulkan bahwa komponen psikologis tidak boleh diabaikan dalam studi penuaan karena dampaknya yang signifikan pada usia biologis," tulis para peneliti.
Selain kesepian dan ketidakbahagiaan, faktor-faktor seperti tinggal di daerah pedesaan (karena akses yang lebih rendah ke layanan medis), dan tidak menikah juga berkontribusi pada usia biologis dan kematian dini.
"Keadaan mental dan psikologis adalah beberapa prediktor hasil kesehatan yang paling kuat, ditambah dengan kualitas hidup. Namun beberapa dari hal ini telah dihilangkan dari perawatan kesehatan modern," kata Manuel Faria, seorang peneliti di Stanford dan rekan penulis studi tersebut.
Studi ini mengamati orang dewasa yang menua dari usia menengah hingga lanjut usia, dan tidak jelas apakah hasil yang sama berlaku untuk kelompok usia yang lebih muda.
Tag
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Nia Ramadhani Ngaku Punya Penampilan Awet Muda, Netizen Beri Komentar Nyinyir Begini
-
Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
-
Rezky Aditya Terbukti Ayah Biologis Anak Wenny Ariani, Citra Kirana Beri Tanggapan Begini
-
Nggak Nyangka, Ternyata Ini Alasan Kucing Suka sama Kardus
-
Sudah Terbukti, Rezky Aditya Ayah Biologis dari Anak Wenny Ariani
-
Deretan Penyakit yang Rentan Menyerang Hewan Kurban, Wajib Diwaspadai
-
Peneliti Ungkap Rahasia untuk Berkomunikasi dengan Kucing, Ini Kuncinya
-
Anda Lebih Sering Digigit Nyamuk daripada Orang Lain? Ini Sebabnya
-
Mengenal Rabies: Binatang Apa Saja yang Jadi Sumber Penularan? Apa Gejalanya?
-
Microsoft Terbitkan Makalah Penelitan tentang AI, Mampu Ungguli Manusia?