Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Studi yang diterbitkan dalam Lancet Diabetes & Endokrinologi mengungkapkan bahwa jumlah pasien yang diperkirakan menderita diabetes tipe 1 akan berlipat ganda pada tahun 2040 dari 8,4 juta menjadi 17,4 juta orang.
Diabetes tipe 1, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, berarti bahwa tubuh seseorang tidak dapat berproduksi, atau menghasilkan kadar insulin yang sangat rendah.
Insulin adalah hormon yang diproduksi di pankreas yang membantu gula darah masuk ke dalam sel seseorang.
Dilansir dari Sputnik News, gejala diabetes tipe 1, yang kurang umum daripada diabetes tipe 2, termasuk peningkatan rasa haus, sering buang air kecil, penurunan berat badan, kelelahan, lekas marah dan perubahan suasana hati.
Baca Juga
Padahal, diabetes tipe 1 dianggap semaut hukuman mati sekitar 90 tahun yang lalu.
Menurut Howard E. LeWine, Kepala Editor Medis di Harvard Health Publishing, setengah dari mereka yang mengidap diabetes Tipe 1 meninggal dalam waktu dua tahun setelah didiagnosis, dan lebih dari 90% meninggal dalam waktu lima tahun.
Tetapi perawatan insulin, yang dibuat pada tahun 1922, membantu mereka yang menderita diabetes tipe 1 hidup sampai usia 50 tahun atau lebih.
Anak-anak, tetap rentan terhadap penyakit ini, dan masih berada pada risiko kematian yang lebih besar karena diabetes tipe 1.
Seorang anak berusia sepuluh tahun yang tinggal di negara berpenghasilan rendah dan didiagnosis menderita diabetes Tipe 1 memiliki harapan hidup hanya 13 tahun, dibandingkan dengan 61 tahun jika mereka tinggal di negara berpenghasilan tinggi.
Tetapi penyebab kematian yang paling umum bagi mereka yang berusia di bawah 25 tahun dengan diabetes tipe 1, menurut para peneliti, adalah tidak mencari pengobatan karena mereka tidak terdiagnosis.
Kesimpulan itu didasarkan pada perkiraan sekitar 175.000 orang di seluruh dunia yang meninggal karena diabetes tipe 1 pada tahun 2021, dengan para peneliti percaya bahwa 63% hingga 70% kematian di antara mereka yang berusia di bawah 25 tahun terjadi karena orang tersebut tidak terdiagnosis.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Hasil Studi Cloudflare, Indonesia Rugi Rp 15 Miliar akibat Insiden Keamanan Siber
-
Hanya 17 Persen Organisasi Asia Pasifik Telah Efektif Berinovasi
-
Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
-
Pakar Ungkap Keresahannya Terkait AI, Bisa Ancam Umat Manusia?
-
Peneliti Ungkap Rahasia untuk Berkomunikasi dengan Kucing, Ini Kuncinya
-
Ilmuwan Temukan Mikroba di Kutub yang Bisa Urai Plastik
-
AI Mulai Disalahgunakan Oknum untuk Bikin Hoaks: Presiden AS Sempat Dikabarkan Meninggal
-
Pertama di Dunia, Ilmuwan Berhasil Ciptakan Transistor dari Kayu
-
Mencairnya Es di Antartika Bakal Bawa Dampak Buruk ke Laut, Ini Sebabnya
-
Ketar-ketir dengan Starlink-nya Elon Musk, China akan Luncurkan 13000 Satelit