Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Salah satu penulis penelitian baru menunjukkan bahwa mempelajari jaringan otak manusia yang ditransplantasikan ke otak tikus dapat membantu memahami penyakit manusia.
Sebuah tim ilmuwan yang dipimpin oleh ahli saraf Sergiu Pasca dari University of Stanford telah mentransplantasikan rumpun sel-sel otak manusia ke dalam otak tikus yang baru lahir.
Menurut MIT Technology Review seperti dilansir dari Sputnik News, tidak hanya prosedur awal berjalan lancar, tetapi sel-sel manusia akhirnya tumbuh dan benar-benar menjadi terintegrasi ke dalam sirkuit saraf hewan pengerat, membentuk sekitar seperenam dari otak makhluk itu.
Seperti yang dijelaskan Pasca sendiri, sebagian besar pekerjaan yang telah dilakukan labnya didasari motivasi untuk mencoba memahami gangguan kejiwaan pada tingkat biologis sehingga kita benar-benar dapat menemukan terapi yang efektif."
Baca Juga
"Banyak dari kondisi kejiwaan ini, seperti autisme dan skizofrenia, kemungkinan unik manusia, atau setidaknya, mereka berlabuh pada fitur unik otak manusia," katanya dalam konferensi pers yang dikutip ScienceAlert.
"Otak manusia tentu saja tidak terlalu mudah diakses, yang telah menghalangi kemajuan yang telah kita buat dalam memahami biologi dari kondisi ini."
Tetapi Pasca sekarang berharap bahwa dengan mempelajari organoid otak manusia, khususnya rumpun kecil neuron yang menyerupai daerah otak tertentu yang tumbuh pada tikus dapat membantu memahami penyakit manusia.
Julian Savulescu, seorang ahli bioetika di National University of Singapore, memperingatkan bahwa itu juga dapat menimbulkan pertanyaan etis.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Deretan Jenis Manusia Purba yang Ada di Indonesia, Ada Apa Saja?
-
Link Nonton Bumi Manusia, Iqbaal Ramadhan Jadi Siswa Sekolah Elit di Era Kolonial
-
Heboh Muncul Kasus Jamur Tanaman Menginfeksi Manusia, Efeknya Bikin Ngeri
-
Dragon Ball: Bisakah Manusia Mengalahkan Saiyan? Siapa yang Bisa Melakukannya?
-
Ilmuwan Ungkap bahwa Tikus di New York Mulai Bisa Terjangkit Covid
-
Implan Chip pada Otak Besutan Elon Musk Dinilai Terlalu Dini, Baterai Lithium Berpotensi Bahaya
-
Bukan Lagi Fiksi, Ilmuwan Racik Biokomputer Pakai Otak Manusia
-
Perusahaan Ini Kembangkan Implan Chip untuk Otak, Bisa Bantu Penderita Penyakit Neurologis
-
Kominfo Putus Akses 7 Situs dan 5 Grup Media Sosial Jual Beli Organ Tubuh
-
5 Karakter Anime yang Ingin Membantai Umat Manusia, Bukan Hanya Penjahat