Jum'at, 19 April 2024
Cesar Uji Tawakal : Kamis, 13 Oktober 2022 | 15:27 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Salah satu penulis penelitian baru menunjukkan bahwa mempelajari jaringan otak manusia yang ditransplantasikan ke otak tikus dapat membantu memahami penyakit manusia.

Sebuah tim ilmuwan yang dipimpin oleh ahli saraf Sergiu Pasca dari University of Stanford telah mentransplantasikan rumpun sel-sel otak manusia ke dalam otak tikus yang baru lahir.

Menurut MIT Technology Review seperti dilansir dari Sputnik News, tidak hanya prosedur awal berjalan lancar, tetapi sel-sel manusia akhirnya tumbuh dan benar-benar menjadi terintegrasi ke dalam sirkuit saraf hewan pengerat, membentuk sekitar seperenam dari otak makhluk itu.

Seperti yang dijelaskan Pasca sendiri, sebagian besar pekerjaan yang telah dilakukan labnya  didasari motivasi untuk mencoba memahami gangguan kejiwaan pada tingkat biologis sehingga kita benar-benar dapat menemukan terapi yang efektif."

Ilustrasi eksperimen sains. (Pexels)

"Banyak dari kondisi kejiwaan ini, seperti autisme dan skizofrenia, kemungkinan unik manusia, atau setidaknya, mereka berlabuh pada fitur unik otak manusia," katanya dalam konferensi pers yang dikutip ScienceAlert.

"Otak manusia tentu saja tidak terlalu mudah diakses, yang telah menghalangi kemajuan yang telah kita buat dalam memahami biologi dari kondisi ini."

Tetapi Pasca sekarang berharap bahwa dengan mempelajari organoid otak manusia, khususnya rumpun kecil neuron yang menyerupai daerah otak tertentu yang tumbuh pada tikus dapat membantu memahami penyakit manusia.

Julian Savulescu, seorang ahli bioetika di National University of Singapore, memperingatkan bahwa itu juga dapat menimbulkan pertanyaan etis.

BACA SELANJUTNYA

Implan Chip pada Otak Besutan Elon Musk Dinilai Terlalu Dini, Baterai Lithium Berpotensi Bahaya