Jum'at, 26 April 2024
Cesar Uji Tawakal : Rabu, 09 November 2022 | 17:17 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Tim peneliti mengkonfirmasi bahwa bakteri tertentu dapat memasuki otak melalui hidung dan "memicu patologi yang terlihat seperti penyakit Alzheimer," mereka melakukan tes pada tikus.

Dilansir dari Sputnik Newsmengorek hidung seseorang dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan seseorang yang lebih besar yang secara tidak sengaja menyebabkan mimisan, karena aktivitas ini berpotensi mengakibatkan peningkatan risiko penyakit Alzheimer, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports awal tahun ini menunjukkan.

Penulis penelitian yang dimaksud menemukan bahwa bakteri Chlamydia pneumonia dapat memasuki sistem saraf pusat tikus melalui saraf penciuman.

"Kami adalah orang pertama yang menunjukkan bahwa Chlamydia pneumoniae dapat langsung naik ke hidung dan ke otak di mana ia dapat memicu patologi yang terlihat seperti penyakit Alzheimer," kata Profesor St. John, kepala Pusat Neurobiologi dan Penelitian Sel Punca Clem Jones dan rekan penulis studi tersebut.

Ia juga mengatakan dalam siaran pers oleh Universitas Griffith: "Kami melihat ini terjadi dalam model tikus, dan buktinya juga berpotensi menakutkan bagi manusia."

Tetapi sementara para peneliti sekarang bermaksud untuk mengkonfirmasi bahwa bakteri jalur saraf yang sama yang digunakan untuk menyerang otak tikus juga ada pada manusia, menurut James Giordano, profesor neurologi dan biokimia di Georgetown University Medical Center.

Ilustrasi otak manusia. (Pixabay/ VSRao)

Ia juga berpendapat bahwa penelitian yang dimaksud tidak boleh diambil di luar konteks.

Secara khusus, dia menunjukkan bahwa tim di balik penelitian tidak pernah mengatakan bahwa mengorek hidung alias ngupil akan membuat Anda Alzheimer.

"Apa yang mereka sarankan adalah bahwa individu dengan pelanggaran berulang pada mukosa hidung memiliki kemungkinan bakteri dan virus yang cukup tinggi bermigrasi ke otak dan berpotensi mengaktifkan keadaan proinflamasi, yang kemudian berpotensi menginduksi neurodegenerasi," kata Giordano kepada media.

Dia juga mencatat bahwa penelitian ini tidak berurusan dengan masalah apakah sistem kekebalan tubuh manusia mungkin lebih mampu dalam menangani agen yang menyebabkan penyakit, dan bahwa, daripada menonton tikus laboratorium mengambil hidung mereka, para peneliti memperkenalkan jumlah bakteri yang diperlukan untuk mematahkan mukosa hidung ke dalam hidung makhluk itu.

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Ungkap Efek Tak Terduga yang Dialami Perokok Usia Paruh Baya