Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Dalam bahasan ini, perlu disebutkan apa yang disebut senjata nuklir taktis, yang tidak seperti yang strategis, tidak dapat menghancurkan seluruh kota dan yang dirancang untuk menembakkan serangan tepat pada posisi musuh.
Dilansir dari Sputnik News, tujuan utama senjata nuklir taktis adalah mereka harus menggabungkan efektivitas tempur maksimum dengan amunisi yang lebih kecil.
Kendaraan pengiriman terkait senjata nuklir taktis termasuk peluru dan instalasi artileri, serta sistem rudal darat dan kapal, sistem anti-rudal, ranjau angkatan laut, dan torpedo.
Berbicara tentang persenjataan seperti itu, perlu dicatat bahwa sementara sistem rudal balistik jarak pendek bergerak Iskander-M dapat membawa hulu ledak nuklir taktis dengan jangkauan 500 kilometer (310 mil), jangkauan rudal Kalibr yang canggih berdiri di ketinggian 4.500 kilometer (2.700 mil).
Baca Juga
Setiap rudal tersebut mampu membawa sebagian muatan nuklir yang setara dengan 50 kiloton TNT. Sebagai perbandingan, selama pemboman AS di Hiroshima tahun 1945, bom udara 13 kiloton-lah yang digunakan.
Kendaraan pengiriman terkait senjata nuklir taktis juga terdiri dari versi modern dari pembom Tu-22M3 serta jet tempur Su-24M dan Su-34.
Rusia menahan diri untuk tidak mengungkapkan jumlah hulu ledak nuklir taktisnya, sementara Pentagon berpendapat bahwa angka tersebut diperkirakan mencapai 2.000 pucuk senjata.
Dengan operasi militer khusus Moskow di Ukraina sedang berlangsung, Inggris telah berulang kali menuduh Rusia memelihara rencana untuk menggunakan senjata nuklir taktis terhadap tetangga dekatnya.
Presiden Rusia Vladimir Putin, pada bagiannya, menggarisbawahi, bahwa Kremlin tidak pernah mengatakan sesuatu "secara proaktif" dalam hal penggunaan senjata nuklir.
Dia menekankan bahwa spekulasi tentang dugaan ancaman nuklir Moskow digunakan oleh Barat untuk mempengaruhi negara-negara yang memiliki sikap lebih ramah terhadap Rusia.
Tag
Terkini
- Picu Kontroversi dan Lagi Ramai Dibicarakan, Apa Itu HAARP?
- Ilmuwan Temukan Microplastik di Pembuluh Darah Manusia, Miris
- Balon Cuaca China Ditembak Amerika Serikat, Tensi Memanas
- Jumlah Korban Tewas Gempa Turki Meningkat, Capai Ribuan Dalam Sehari
- Gempa M 5,2 Guncang Banten, Begini Penjelasan dari BMKG
- BRIN: Riset Alat Pendeteksi Tsunami InaBuoy Tidak Dihentikan
- 4 Pantangan ketika Terjadi Gempa: Jangan Lakukan Hal-hal Ini
- 4 Sebab Gempa Bumi dan Tindakan Awal yang Harus Dilakukan Saat Terjadi
- Ilmuwan Ungkap Sifat Aneh Air di Luar Angkasa, Wujudnya Beda dengan di Bumi
- Saham Pfizer Anjlok Seiring Menurunnya Permintaan Obat Covid
Berita Terkait
-
Jepang Stop Ekspor Teknologi ke Rusia, Semikonduktor dan Robot Tak Boleh Dikirim
-
Situs Pemerintah Jerman Berguguran karena Serangan DDoS, Rusia Bantah Keterlibatan
-
Eropa Krisis Energi, Inggris Malah Tutup Reaktor Nuklir, Apa Sebab?
-
Batal Dihapus, Jepang Kembali Berpaling ke Pembangkit Listrik Bertenaga Nuklir
-
Ilmuwan Rusia Siap Uji Coba Bahan Bakar Nuklir Jenis Baru, Efisiensi Diklaim Meningkat Signifikan
-
Demi Danai Pengembangan Nuklir, Korea Utara Kerahkan Freelancer IT
-
PLTN Ditargetkan Selesai 2039, Dorong Zero Emisi
-
Fasilitas Nuklir di Cianjur Dipastikan Aman Meski Terdampak Gempa
-
Bukan Mainan, Restoran Cepat Saji di Negara Ini Malah Kasih Buku untuk Hadiah Menu Makanan Anak
-
Misil Rusia Hantam Wilayah Dekat Rumah, Pria Ukraina Ini Tetap Santuy Main Game