Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Para pemimpin dari negara-negara berkembang menuduh negara-negara kaya dan industri energi memicu perubahan iklim dan menuntut kompensasi atas kerusakan yang ditimbulkannya pada ekonomi mereka.
Sementara perusahaan minyak dan gas menuai keuntungan, negara-negara pulau kecil sedang dihancurkan oleh badai laut yang disebabkan oleh kenaikan permukaan laut, kata mereka.
Dilansir dari Russia Today, pada KTT iklim COP27 di Mesir pekan lalu (8/11/2022), Perdana Menteri Antigua dan Barbuda Gaston Browne mencatat bahwa "industri minyak dan gas terus menghasilkan keuntungan hampir 3 miliar dolar AS setiap hari," sementara "planet ini terbakar."
"Sudah saatnya perusahaan-perusahaan ini dibuat untuk membayar pajak karbon global atas keuntungan mereka sebagai sumber pendanaan untuk kerugian dan kerusakan," tambah Browne.
Baca Juga
Negara-negara miskin menunjuk pada kemunafikan rekan-rekan mereka yang lebih kaya, yang merupakan pendukung paling vokal untuk memangkas emisi sementara mereka sendiri menjadi pencemar terbesar setelah satu abad industrialisasi yang didorong oleh bahan bakar fosil.
Negara-negara berkembang sekarang bertanya bagaimana mereka akan dikompensasi atas banjir dan kekeringan yang dikaitkan dengan perubahan iklim.
"Saya di sini bukan untuk meminta salah satu dari Anda untuk mencintai orang-orang di negara saya dengan semangat yang sama seperti saya," kata perdana menteri Bahama, Philip Davis.
"Saya bertanya apa gunanya bagi Anda untuk memiliki jutaan pengungsi iklim untuk berubah menjadi puluhan juta, memberi tekanan pada sistem politik dan ekonomi di seluruh dunia."
Sementara itu, Presiden Senegal Macky Sall mengakui bahwa ekonomi negaranya tidak dapat segera beralih dari bahan bakar fosil tetapi mengatakan bahwa negara-negara berkembang yang lebih miskin di Afrika membutuhkan peningkatan dana dari negara-negara kaya untuk beradaptasi dengan iklim yang memburuk.
"Mari kita perjelas, kita mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca. Tetapi kami orang Afrika tidak dapat menerima bahwa kepentingan vital kami diabaikan," katanya.
Terkini
- Mendengarkan Musik Memicu Efek Positif Saat Orang Sakit Menjalani Terapi Pengobatan
- Apa Manfaat Makan Kurma ketika Sahur? Ini Fakta yang Perlu Anda Tahu
- Secara Sains, 3 Manfaat Puasa Selain untuk Kesehatan Tubuh
- AS Disinyalir akan Musnahkan Fasilitas Produksi TSMC Jika China Injakkan Kaki di Taiwan
- Apa Saja Gunung Berapi Aktif yang Ada di Indonesia? Ini 68 di Antaranya
- Apakah Abu Vulkanik Sama dengan Pasir untuk Konstruksi?
- Apa Saja Bahaya Abu Vulkanik untuk Kesehatan?
- Apa Manfaat Abu Vulkanik? Ini 4 Produk yang Bikin Nggak Nyangka
- Cara Membersihkan Abu Vulkanik yang Aman
- Willow Project Tuai Kritik PBB, Sekjen akan Ambil Sikap
Berita Terkait
-
PLTN Ditargetkan Selesai 2039, Dorong Zero Emisi
-
Canggih, Mesir Kini Siap Bikin Reaktor Nuklir Baru, Produksi Skala Penuh Capai 4,8 GW
-
Canggih: Norwegia Punya Pembangkit Listrik Bertenaga Angin yang Terapung, Bisa Kurangi Emisi Setara 100 Ribu Mobil
-
Apa Itu Mumi? Berikut Sederet Fakta Uniknya yang Wajib Kamu Tahu
-
Pakar Inginkan Adanya Pembatasan Sinyal 5G di Sekitar Bandara, Ternyata Ini Sebabnya
-
Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, Pemerintah Selandia Baru akan Pajaki Sapi, Apa Hubungannya?
-
Ada di Kuil Mesir, Arkeolog Temukan Harta Karun Tersembunyi dari Era Islam
-
Gegara Soal Makanan, Indonesia Jadi Salah Satu Penghasil Polusi Udara Terbesar di Dunia
-
Kerusakan Alam Picu Banyak Bencana, Pemerintah Pakistan Tuntut Tanggung Jawab dari Negara Maju
-
Moon Knight: Siapa Khonshu? Dewa Mesir Kuno yang Mencuri Perhatian