Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Australia memiliki salah satu tingkat penurunan spesies tertinggi di negara maju.
Para ahli berpendapat bahwa tindakan politik harus diambil secepat mungkin, termasuk dengan memperkenalkan undang-undang lingkungan yang lebih kuat.
Selain itu diperlukan pula investasi dalam perlindungan dan restorasi habitat.
Sebab, menurut laporan dari Sputnik News, baru-baru ini Katak kabut gunung (Australian Mountain Mist Frog) telah dinyatakan punah dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Baca Juga
Katak itu terakhir terlihat di Australia pada April 1990. Para ahli percaya bahwa spesies ini dihancurkan oleh jamur chytrid, penyakit yang menyerang kulit, dan telah menimbulkan kerusakan parah pada populasi amfibi di seluruh dunia.
Namun, para ilmuwan tidak mengesampingkan faktor manusia: kenaikan suhu yang didorong oleh efek rumah kaca telah mengurangi habitat alami katak.
Katak itu paling sering terlihat di dekat Thornton Peak, barat laut Cairns. Panjangnya mencapai hampir enam sentimeter, dan biasanya berwarna abu-abu atau abu-abu-coklat.
Para ilmuwan menekankan fakta bahwa katak kabut telah dicari selama dua dekade terakhir, tetapi tidak berhasil.
"Banyak yang menurun drastis dan sayangnya si kecil ini tampaknya telah menghilang. Ini sangat menyedihkan. Ini telah dicari selama 25 tahun terakhir sehingga tidak mungkin masih ada di luar sana," kata Dr. Jodi Rowley, seorang ahli biologi katak di Australian Museum dan University of New South Wales.
Namun, Dr. Rowley bersikeras bahwa penting untuk tidak kehilangan harapan, karena ada sekitar 40 spesies katak yang terdaftar sebagai terancam di Australia, dan langkah-langkah harus diambil untuk mengamankan mereka.
Beberapa ahli berpikir bahwa pemerintah Australia tidak melakukan cukup, karena negara ini memiliki salah satu tingkat penurunan spesies tertinggi di negara maju. Meskipun demikian, mereka setuju bahwa Canberra bergerak ke arah yang benar.
"Kami tahu apa yang menyebabkan krisis ini: perusakan habitat, spesies invasif, dan perubahan iklim. Kami tahu solusi untuk krisis ini: undang-undang lingkungan yang lebih kuat, aksi iklim yang lebih kuat, dan peningkatan investasi dalam perlindungan dan restorasi habitat," Jess Abrahams, seorang juru kampanye alam di Australian Conservation Foundation, berpendapat.
Terkini
- Implan Chip ke Otak Buatan Elon Musk Disetujui FDA, Ngeri-Ngeri Sedap
- Anda Lebih Sering Digigit Nyamuk daripada Orang Lain? Ini Sebabnya
- Apa Itu Gerak Semu Matahari? Apa Saja Efeknya?
- Anak yang Diberi Smartphone Sejak Dini Rentan Alami Masalah Kejiwaan, Menurut Studi
- Bikin Industri China Tak Tunduk Walau Panen Sanksi, Apa Itu RISC-V?
- Deretan Jenis Manusia Purba yang Ada di Indonesia, Ada Apa Saja?
- Apa Perbedaan Solid State Battery dengan Baterai Litium Ion Biasa?
- Sederet Tanda Anda Harus Berhenti Main HP, Waspadai Mata Lelah
- Mengapa Orang Mengalami Nyeri Otot setelah Olahraga?
- Mengenal Rabies: Binatang Apa Saja yang Jadi Sumber Penularan? Apa Gejalanya?
Berita Terkait
-
Makin Populer, Startup Privy Mulai Lebarkan Sayap ke Pasar Australia
-
Anggota Parlemen Australia Risau dengan Kehadiran AI: Dituding Bisa Picu Konflik, Kok Bisa?
-
China Larang Mahasiswa Kuliah Online dengan Universitas Asing
-
Disuruh Kuliah tapi Jualan Ayam Geprek di Australia, Penghasilan Cewek Ini Bikin Melongo
-
Link Live Streaming Piala Dunia 2022 Argentina vs Australia
-
Link Live Streaming Piala Dunia 2022 Australia vs Denmark, Perebutan Tiket Babak 16 Besar
-
Link Live Streaming Piala Dunia 2022 Tunisia vs Australia, Langsung Nggak Pakai Ribet
-
Kasihan, Penyu Ini Terancam Punah Gara-Gara Dimitoskan Jadi Bahan Obat Kuat, duh!
-
PB ESI: Pertumbuhan Esports Indonesia Jadi Perhatian Forum Dunia
-
Kasus Malaria Meningkat, Hilangnya Binatang Ini Dituding Jadi Biang Keladi