Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Penduduk Bumi akan mengalami fenomena Solstis dalam waktu dekat. Solstis sendiri merupakan titik balik Matahari yang menyebabkan durasi siang lebih lama atau lebih pendek tergantung posisi wilayah terhadap garis khatulistiwa.
Solstis (Solstice) berasal dari bahasa Latin "Sol" yang berarti Matahari dan "Sistere" yang berarti Diam. Pada saat titik balik Matahari atau Solstis, deklinasi Matahari nampak "diam".
Pergerakan musiman jalur harian Matahari (seperti yang terlihat di Bumi) berhenti di batas utara atau selatan sebelum berbalik arah.
Solstis terjadi karena posisi Bumi sebenarnya tidak tegak lurus terhadap Matahari. Bumi memiliki posisi yang "sedikit miring" pada sudut sekitar 23,5 derajat relatif terhadap Matahari.
Baca Juga
"Titik balik Matahari terjadi karena Bumi miring pada sudut sekitar 23,5 derajat relatif terhadap Matahari. Alih-alih berputar pada sumbu lurus, planet kita sedikit miring," kata Michael Kirk, seorang ahli astrofisika di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA, Maryland, Amerika Serikat dikutip dari Live Science.
Kemiringan ini berarti bahwa belahan Bumi Utara dan Selatan menerima jumlah sinar Matahari yang berbeda.
Selain itu, jumlah cahaya yang diterima setiap belahan Bumi bervariasi sepanjang tahun saat planet kita mengelilingi Matahari.
Sebagian besar belahan Bumi Utara menerima sedikit sinar Matahari selama beberapa bulan musim dingin, sedangkan belahan Bumi Selatan mengalami hal sebaliknya.
Mereka menikmati musim panas selama musim dingin terjadi di belahan Bumi utara. Ada pula suatu waktu ketika mereka bertahan di musim dingin saat manusia di belahan Bumi Utara berjemur di musim panas.
"Meskipun titik balik Matahari musim dingin di belahan Bumi Utara mendapat pengakuan sepanjang hari, itu terjadi dalam sekejap, ketika Kutub Utara berada pada kemiringan terjauh 23,5 derajat dari Matahari. Posisi ini membuat Kutub Utara berada di luar jangkauan matahari, membuatnya gelap gulita," ungkap Kirk menambahkan.
Solstis terjadi pada 21 Desember 2022 pukul 21.48 UTC di belahan Bumi Utara atau 22 Desember 2022 pukul 04.48 WIB di Indonesia.
Peristiwa ini berlangsung ketika Matahari nampak mencapai perjalanan paling utara atau selatan relatif terhadap ekuator langit pada bola langit. Solstis menjadi penunjuk waktu dimulainya musim panas di belahan Bumi Selatan dan musim dingin di Bumi Utara.
Daerah yang berada di selatan garis khatulistiwa atau ekuator akan mempunyai siang lebih lama dibanding biasanya (hingga lebih dari 12 jam). Sebaliknya, daerah di sebelah utara bakal mempunyai durasi malam lebih lama dari biasanya.
Wilayah yang dekat dengan garis khatulistiwa (termasuk Indonesia) tak terlalu terdampak oleh fenomena Solstis. Meski begitu, beberapa daerah di bagian selatan ekuator kemungkinan akan memiliki durasi siang lebih lama.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
-
Berapa Jarak Bumi ke Matahari dan Bagaimana Cara Mengukurnya?
-
Berapa Jarak Bumi ke Bulan, Lengkap Fakta Menariknya
-
Kenapa Bintang Digambarkan dengan Lima Sudut, Padahal Aslinya Bulat
-
12 Orang yang Pernah Menginjakkan Kaki di Bulan, Tak Hanya Neil Armstrong
-
Sebuah Komet Hijau Mendekati Bumi, Lintasannya Bisa Terlihat?
-
NASA Temukan Planet Mirip Bumi yang Kedua, Bisa Dihuni Manusia?
-
Satelit NASA Akan Jatuh Ke Bumi, Setelah 38 Tahun Beroperasi
-
Peringatan NASA, Ada Indikasi China Ingin Mengklaim Tanah di Bulan
-
Tim Peneliti NASA Berhasil Identifikasi Pola Perubahan Suhu di Jupiter