Minggu, 28 April 2024
Cesar Uji Tawakal : Selasa, 27 Desember 2022 | 20:15 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Pemerintah Zimbabwe telah memberlakukan pembatasan ketat pada ekspor lithium mentah, untuk mengekang penjualan pasar gelap dan mencegah miliaran dolar dalam hasil mineral pergi ke perusahaan asing.

Langkah-langkah tersebut, yang mulai berlaku pada 21 Desember, ditujukan untuk meningkatkan pendapatan dan membantu negara Afrika selatan itu membayar utang luar negerinya, yang mendekati $14 miliar.

Dilansir dari Russia Today, menurut sebuah dokumen yang diterbitkan oleh Kementerian Pertambangan dan Pengembangan Pertambangan Zimbabwe, pemerintah berusaha untuk "memastikan bahwa visi presiden untuk melihat negara itu menjadi ekonomi berpenghasilan menengah ke atas telah terwujud."

"Tidak ada bijih yang mengandung lithium, atau lithium yang tidak diefisiasi apa pun, yang akan diekspor dari Zimbabwe ke negara lain kecuali di bawah izin tertulis dari menteri," kata Menteri Pertambangan Winston Chitando.

Tiga perusahaan pertambangan besar China akan dibebaskan dari larangan tersebut, setelah menginvestasikan gabungan $678 juta di tambang lithium dan pabrik pengolahan di Zimbabwe selama setahun terakhir.

Zimbabwe adalah rumah bagi deposit lithium terbesar di Afrika, sumber daya penting untuk memproduksi smartphone, baterai mobil, dan elektronik isi ulang lainnya. Pada tahun 2015, diperkirakan bahwa negara ini kehilangan $ 12 miliar melalui perdagangan ilegal yang melibatkan operasi skala kecil, serta perusahaan multinasional. Dana yang hilang akan cukup untuk menghapus utang nasional Zimbabwe yang sangat besar.

Ekspor mineral dilaporkan menyumbang sekitar 60% dari pendapatan ekspor Zimbabwe, sementara sektor pertambangan terdiri dari 16% dari PDB.

Dengan melonjaknya permintaan lithium di seluruh dunia, negara Afrika itu bisa menjadi salah satu eksportir logam terbesar di dunia. Pemerintah Zimbabwe berharap dapat memenuhi 20% dari total permintaan lithium dunia ketika sepenuhnya mengeksploitasi sumber daya lithium-nya.

"Jika kita terus mengekspor lithium mentah, kita tidak akan kemana-mana. Kami ingin melihat baterai lithium sedang dikembangkan di negara ini. Kami telah melakukan ini dengan itikad baik untuk pertumbuhan industri," kata wakil menteri pertambangan Polite Kambamura, seraya menambahkan bahwa perusahaan pertambangan yang membangun pabrik pengolahan akan dikeluarkan dari arahan tersebut.

Langkah ini mirip dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia belum lama ini terkait ekspor nikel.

Kebetulan nikel dan lithium merupakan bahan penting dalam pembuatan baterai elektronik, gadget atau bahkan kendaraan elektrik.

BACA SELANJUTNYA

Tips Mudik Asyik dengan HP Rp 1 Jutaan ala POCO