Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Sebuah proyek energi terbarukan besar-besaran senilai lebih dari $ 11 miliar memulai konstruksi di gurun terbesar ketujuh China di provinsi Mongolia Dalam pada hari Rabu. Proyek ini adalah bagian dari agenda energi bersih negara yang ambisius.
Basis tenaga surya dan angin dengan kapasitas terpasang keseluruhan 16 juta kW akan menjadi fasilitas pembangkit listrik terbarukan terbesar di dunia dari jenisnya di daerah gurun, menurut perusahaan konstruksi.
Dilansir dari Russia Today, fasilitas ini akan menggabungkan tenaga surya, angin, dan batu bara yang ditingkatkan untuk menghasilkan 40 miliar kWh listrik untuk Beijing dan provinsi Tianjin dan Hebei setiap tahun.
Proyek di Gurun Kubuqi akan dikembangkan oleh China Three Gorges Corporation dan Inner Mongolia Energy Group. Menurut laporan media China, gurun itu sudah menjadi rumah bagi pembangkit listrik tenaga surya terbesar di negara itu yang terdiri dari 196.000 panel yang telah menghasilkan 2,3 miliar kWh, yang setara dengan 760.000 ton batu bara standar.
Baca Juga
Perusahaan belum menentukan jangka waktu untuk konstruksi, mengatakan fase pertama akan mencakup satu gigawatt kapasitas surya yang dilengkapi dengan penyimpanan energi.
China memiliki kapasitas pembangkit listrik tenaga angin dan surya yang substansial dan basis energi bersih adalah bagian dari program investasi ambisius negara itu untuk menghasilkan total 450 gigawatt energi terbarukan di daerah gurunnya yang luas.
Beijing berencana untuk memproduksi 33% listriknya dari sumber terbarukan pada tahun 2025 untuk mengurangi emisi karbon, dan sudah mendekati target ini karena produksi energi bersih mencapai 29,4% tahun lalu.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Stabil Usai Dihajar Sanksi AS, Industri Chip China Malah Terancam Terpukul oleh Hukuman Jepang
-
AS akan Batasi Investasi ke Perusahaan Teknologi China
-
Ubisoft Tutup Gerai Online di China, Apa Sebabnya?
-
Giliran Perusahaan Teknologi AS Balik Diblacklist China, Amerika Malah Mengeluh
-
Hasil Menko Luhut ke China, Mobil Listrik BYD akan Investasi ke Indonesia
-
Serangan Balik, Kini Giliran China yang Ngeblacklist Perusahaan Chip Amerika
-
Bikin Industri China Tak Tunduk Walau Panen Sanksi, Apa Itu RISC-V?
-
Sanksi AS Tidak Banyak Berdampak pada Industri Semikonduktor di China
-
Jerman Ambil Kuda-Kuda untuk Terapkan Pelarangan Ekspor Bahan Chip ke China
-
Penjualan HP Android dan Apple di China Menyusut, Ini Sebabnya