Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Dua pembangkit listrik tenaga nuklir di Inggris berisiko ditutup tahun depan sebagai akibat dari pajak yang disetujui oleh otoritas Inggris tahun lalu, The Sunday Telegraph melaporkan seperti dilansir dari Russia Today.
EDF (pihak operator), yang memiliki kelima pembangkit nuklir yang melayani di seluruh Inggris mengatakan bahwa pungutan baru, yang mulai berlaku pada 1 Januari, akan mempersulit operator untuk menjalankan stasiun penuaan Heysham 1 dan Hartlepool.
Pihak berwenang Inggris memperkenalkan Pungutan Harga Energi awal tahun ini dan kemudian memperluasnya pada November dalam upaya untuk mengisi kembali anggaran negara yang terkuras oleh subsidi tagihan gas alam yang telah meroket sejak London bergabung dengan sanksi terkait Ukraina.
Pajak rejeki nomplok untuk generator minyak dan gas dinaikkan dari 25% menjadi 35%, memberlakukan tarif pajak keseluruhan sebesar 75% atas keuntungan dari operasi Inggris.
Baca Juga
Langkah tersebut menempatkan pajak 45% atas pendapatan apa pun dari daya rendah karbon yang dijual seharga lebih dari £ 75 ($ 91) per megawatt jam mulai tahun 2023.
"Kami menerima pasti ada kebutuhan untuk semacam pungutan - Anda harus memutuskan hubungan antara harga gas yang sangat tinggi dan dampaknya terhadap harga listrik," ungkap Rachael Glaving, direktur komersial pembangkit di EDF UK, kepada surat kabar itu.
"Tapi tentu saja itu akan menjadi faktor dalam kasus bisnis perpanjangan hidup dan kami harus mempertimbangkan itu (pajak). Itu tidak akan membuatnya lebih mudah."
Dia menekankan bahwa pungutan itu akan merusak kasus bisnis untuk fasilitas pada saat inflasi sudah mendorong biaya lain.
Heysham 1 dan Hartlepool memasok lebih dari dua gigawatt listrik ke jaringan, menyediakan daya yang cukup untuk empat juta rumah tangga setiap tahun, dan hampir 4% dari daya yang digunakan Inggris selama puncak musim dingin tertinggi.
Di bawah rencana awal, kedua pembangkit listrik itu akan ditutup pada Maret 2024, tetapi pemiliknya mempertimbangkan untuk memperpanjang periode operasi untuk "jangka pendek" di tengah krisis energi skala besar yang telah melanda Eropa Barat selama beberapa tahun terakhir.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
-
Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
-
Lihat Momen Raffi Ahmad Pidato Pakai Bahasa Inggris di Korea, Netizen Beri Pujian Begini
-
Mengenal BLUETTI, Solusi Energi Terbarukan Ramah Lingkungan yang Akan Hadir di Indonesia
-
Microsoft Mulai Tertarik ke Bisnis Energi, Nuklir Jadi Tujuan
-
Bagaimana Cara Kerja Panel Surya, Kok Bisa Menghasilkan Listrik dari Sinar Matahari
-
Mengapa Suhu Ekstrem Tak Bagus untuk Baterai HP?
-
Sambut Penobatan Raja Charles III, Spotify Rilis Playlist Khusus
-
14 Ucapan Selamat Idul Fitri 1444 H Bahasa Inggris Terbaru
-
14 Ucapan Selamat Idul Fitri dalam Bahasa Inggris Terbaru