Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Air adalah salah satu elemen dasar di Bumi. Namun, air di luar angkasa mungkin memiliki karakteristik yang berbeda dari air darat. Eksperimen baru-baru ini membuka jalan baru untuk mempelajari zat tersebut.
Tim ilmuwan telah menemukan keberadaan bentuk es baru. Es ini terlihat seperti bubuk halus tetapi lebih seperti air cair dalam sifat dan strukturnya.
Es seperti itu tidak dapat terbentuk secara alami di Bumi, tetapi mungkin untuk terjadi di luar angkasa dan di bulan yang dingin. Studi tentang bentuk baru ini akan membantu memajukan pemahaman tentang semua sifat air.
Dilansir dari Sputnik News, para peneliti di University College London dan Cambridge University telah mendinginkan es biasa di ball mill untuk mecairkan suhu helium dan menggiling es menjadi bubuk, menyebabkan kerusakan struktur kristal yang hampir lengkap.
Baca Juga
Outputnya adalah es dengan struktur amorf, seperti air, dan yang paling mengejutkan, kepadatannya hampir sama dengan air yakni sekitar 1 g / cm3.
"Mungkin air cair membeku tepat waktu," kata Martin Chaplin, seorang spesialis struktur air di London South Bank University, yang tidak terlibat dalam pekerjaan itu. "Ini bisa sangat penting."
Kepadatan dan struktur bentuk es baru, yang disebut medium-density amorphous ice (MDA), dikonfirmasi oleh spektral, sinar-X, dan metode lainnya.
Para ilmuwan juga menemukan bahwa kristalisasi dimulai setelah memanaskan es MDA, melepaskan sejumlah besar energi. Para ilmuwan telah menyarankan bahwa, karena sifat ini, endapan es multi-kilometer pada bulan es mungkin menjadi sumber proses tektonik alami pada benda-benda itu.
"Kami menduga itu mungkin ada di beberapa bulan es di tata surya. Penggilingan bola menginduksi gaya geser di dalam kristal es saat mereka bertabrakan dengan bola baja. Di bulan es, gaya pasang surut dari raksasa gas (Jupiter dan Saturnus) sedang bermain dan kami berharap mereka menginduksi gaya geser yang serupa di cangkang es bulan seperti selama penggilingan bola," kata profesor kimia fisik dan material University College London Christoph Salzmann, penulis senior penelitian tersebut.
Studi lebih lanjut tentang penemuan ini dapat memiliki implikasi positif tidak hanya di bidang eksplorasi ruang angkasa bulan tetapi juga dalam sifat-sifat dasar dasar air, menunjukkan para ilmuwan.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Resmi Rilis, OBSBOT Tail Air Multi-Camera Streaming PTZ 4K dengan Teknologi AI dan NDI Support
-
Huawei MatePad Air Resmi Rilis, Berapa Harga Tablet Rasa Laptop Ini
-
Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
-
Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
-
Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
-
Nggak Nyangka, Ternyata Ini Alasan Kucing Suka sama Kardus
-
Peneliti Ungkap Rahasia untuk Berkomunikasi dengan Kucing, Ini Kuncinya
-
Anda Lebih Sering Digigit Nyamuk daripada Orang Lain? Ini Sebabnya
-
Ariel NOAH Asyik Manggung Sambil Bawa Es Teh di Plastik, Netizen: Pesonanya Gak Pernah Hilang
-
Microsoft Terbitkan Makalah Penelitan tentang AI, Mampu Ungguli Manusia?