Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Pembangkit listrik tenaga angin dan surya China melonjak tahun lalu dan sekarang hampir sama dengan permintaan listrik rumah tangga, Administrasi Energi Nasional (NEA) mengumumkan pada hari Senin (20/2/2023).
Namun, pangsa asupan perumahan hanya sebagian kecil dari konsumsi keseluruhan, yang berarti bahwa negara Asia masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil.
Dilansir dari RT.com, pada tahun 2022, produksi energi angin dan surya melonjak 21% menjadi 1.190 terawatt-jam (TWh) listrik, menurut NEA.
Terlepas dari lonjakan instalasi dan pembangkit listrik tenaga angin dan surya Tiongkok, hanya 17% penggunaan listrik di negara itu yang diklasifikasikan sebagai perumahan pada tahun 2020, sementara industri menyumbang sekitar 60% dari semua permintaan listrik, demikian menurut Badan Energi Internasional.
Baca Juga
Beijing meningkatkan peluncuran kapasitas surya dan angin sejalan dengan rencana ambisiusnya untuk memproduksi 33% listriknya dari sumber terbarukan pada tahun 2025 untuk mengurangi emisi karbon. Setidaknya 30 provinsi China telah meluncurkan lebih banyak program instalasi terbarukan.
Pada bulan Desember, China meluncurkan proyek energi bersih besar-besaran senilai lebih dari $11 miliar di gurun terbesar ketujuh di provinsi Mongolia Dalam. Basis tenaga surya dan angin dengan kapasitas terpasang keseluruhan 16 juta kW akan menjadi fasilitas pembangkit listrik terbarukan terbesar di dunia dari jenisnya di daerah gurun, menurut perusahaan yang bertanggung jawab atas pembangunannya.
Namun, beberapa ekonom memperingatkan bahwa tahun ini, ekonomi China akan berkembang jauh lebih cepat setelah mencabut pembatasan Covid, yang berarti bahwa bahkan dengan peningkatan kapasitas angin dan matahari, negara itu masih akan membutuhkan lebih banyak pembangkit energi bertenaga bahan bakar fosil untuk menjaga ekonominya tetap tumbuh.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Stabil Usai Dihajar Sanksi AS, Industri Chip China Malah Terancam Terpukul oleh Hukuman Jepang
-
AS akan Batasi Investasi ke Perusahaan Teknologi China
-
Ubisoft Tutup Gerai Online di China, Apa Sebabnya?
-
Giliran Perusahaan Teknologi AS Balik Diblacklist China, Amerika Malah Mengeluh
-
Hasil Menko Luhut ke China, Mobil Listrik BYD akan Investasi ke Indonesia
-
Mengenal BLUETTI, Solusi Energi Terbarukan Ramah Lingkungan yang Akan Hadir di Indonesia
-
Serangan Balik, Kini Giliran China yang Ngeblacklist Perusahaan Chip Amerika
-
Bikin Industri China Tak Tunduk Walau Panen Sanksi, Apa Itu RISC-V?
-
Apa Saja Contoh Pembangkit Listrik yang Ramah Lingkungan?
-
Sanksi AS Tidak Banyak Berdampak pada Industri Semikonduktor di China