Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Pada tanggal 13 Maret 2023, pemerintahan Presiden Biden menyetujui rencana yang kontroversial yang disebut Proyek Willow (Willow Project). Proyek ini memungkinkan anak perusahaan raksasa minyak ConocoPhillips untuk mengembangkan ladang minyak dan gas di Lereng Utara di Alaska.
Proyek ini dibuat dalam Willow Master Development Plan dan diharapkan untuk mengebor di tiga dari lima situs awal yang dicari, dengan bantalan pengeboran mencakup sekitar 380 hektar di dalam Unit Gigi Beruang di North Slope Borough.
Dilansir dari Sputnik News, keputusan ini dianggap oleh CEO ConocoPhillips Ryan Lance sebagai upaya meningkatkan keamanan energi Amerika Serikat dan menciptakan "pekerjaan serikat pekerja yang baik" sambil juga menyesuaikan diri dengan "prioritas pemerintahan Biden pada keadilan lingkungan dan sosial."
Namun, banyak orang yang mengkritik proyek ini karena dianggap berpotensi merusak lingkungan dan habitat satwa liar Arktik seperti beruang kutub dan anjing laut.
Baca Juga
Pada saat yang sama, pemerintah AS juga menyatakan niatnya untuk mengekang pengeboran minyak di perairan Samudra Arktik di lepas pantai Lereng Utara, wilayah yang sama di mana Proyek Willow berlangsung.
Pemerintah Biden juga berupaya untuk melarang pengembangan minyak dan gas di sekitar 13 juta hektar tanah di National Petroleum Reserve-Alaska yang juga terletak di Lereng Utara.
Presiden Biden sebelumnya mendukung peralihan ke pembangkit energi terbarukan dan mencabut izin untuk proyek pipa Keystone XL yang akan membantu mengangkut minyak mentah dari Kanada ke Amerika Serikat.
Namun, keputusan Biden untuk menyetujui Proyek Willow dan memperluas pengeboran minyak domestik di Lereng Utara menunjukkan situasi yang kompleks dan sulit dalam menjalankan agenda perbaikan lingkungan.
Dalam upaya untuk melindungi lingkungan dan satwa liar Arktik, pemerintah Biden telah membatasi wilayah untuk setiap penyewaan minyak dan gas di dekat pantai Lereng Utara. Namun, keputusan untuk menyetujui Proyek Willow tetap kontroversial dan menjadi sorotan banyak orang.
Terkini
- Hyundai Energy Indonesia Mulai Dibangun, Hadirkan Rantai Pasokan Baterai Kendaraan Listrik
- Giliran Perusahaan Teknologi AS Balik Diblacklist China, Amerika Malah Mengeluh
- UAE Siap Mengembangkan Pesawat Luar Angkasa untuk Menjelajahi Sabuk Asteroid Mars
- Kadar Oksigen Menurun, Makhluk Laut Dalam Mulai Tercekik
- Sempat Terpukul Mundur Gara-Gara Sanksi AS, Industri Chip China Mulai Pulih
- Peneliti Ungkap Rahasia untuk Berkomunikasi dengan Kucing, Ini Kuncinya
- Nvidia Kerja Sama Bareng MediaTek, Mau Bikin Apa, nih?
- Implan Chip ke Otak Buatan Elon Musk Disetujui FDA, Ngeri-Ngeri Sedap
- Anda Lebih Sering Digigit Nyamuk daripada Orang Lain? Ini Sebabnya
- Apa Itu Gerak Semu Matahari? Apa Saja Efeknya?
Berita Terkait
-
Mengenal BLUETTI, Solusi Energi Terbarukan Ramah Lingkungan yang Akan Hadir di Indonesia
-
Batasi Klaim Menyesatkan Soal Gadget, Parlemen Eropa Rancang Undang-Undang Baru
-
Apa Saja Contoh Pembangkit Listrik yang Ramah Lingkungan?
-
Sempat Ramai Willow Project, Kini Biden Sah Setujui Ekspor Gas Alam Cair dari Proyek LNG Alaska
-
Apa Saja Pengaruh Pencemaran Lingkungan yang Disebabkan oleh Limbah Baterai Lithium?
-
Willow Project Tuai Kritik PBB, Sekjen akan Ambil Sikap
-
Apa yang Bisa Terjadi setelah Proyek Willow Disahkan? Nasib Karibu Jadi Sorotan
-
Ramai Dikecam oleh Aktivis Lingkungan, Ini yang Perlu Kamu Tahu tentang Willow Project
-
MWC 2023: ZTE Kenalkan Produk yang Lebih Efisien dan Ramah Lingkungan
-
Konsumsi Daging secara Terbatas Lebih Ramah Lingkungan Dibanding Veganisme, Kata Ilmuwan