Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Pemerintahan Biden telah menyetujui proyek Alaska Gasline Development Corp (AGDC) untuk mengekspor gas alam cair (LNG) ke negara-negara di mana Amerika Serikat tidak memiliki perjanjian perdagangan bebas.
Dilansir dari Sputnik News, Departemen Energi Amerika Serikat telah menyetujui proyek senilai sekitar $39 miliar, yang akan memberikan Alaska dan sekutu AS sumber energi rendah emisi yang diproduksi secara bertanggung jawab sesuai dengan standar internasional.
Alaska LNG terdiri dari pabrik pencairan di Semenanjung Kenai di Alaska selatan dan pipa sepanjang 807 mil (1.300 km) yang diusulkan untuk mengangkut gas dari Alaska utara melalui negara bagian. Proyek ini ditargetkan akan berdiri dan berjalan pada tahun 2030 jika mendapatkan semua izin yang diperlukan dan akan mengekspor LNG terutama ke negara-negara Asia.
Meskipun ada beberapa kelompok lingkungan yang menentang proyek ini, pemerintahan Biden telah melakukan tinjauan lingkungan dan menemukan bahwa ekspor LNG Alaska memiliki manfaat ekonomi dan keamanan internasional. Meskipun demikian, pemerintahan Biden memodifikasi izin sebelumnya untuk melarang emisi gas rumah kaca yang terkait dengan proyek tersebut.
Baca Juga
Sementara kelompok-kelompok lingkungan telah mengecam keputusan ini sebagai "bom karbon", pendukung proyek ini senang dengan keputusan pemerintah dan mengharapkan proyek ini dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat Alaska dan Amerika Serikat secara keseluruhan.
Bulan lalu, pemerintahan Biden menyetujui ConocoPhillips senilai $7 miliar Proyek pengeboran minyak dan gas Willow Project di Lereng Utara Alaska, sebuah langkah yang membuat marah para pencinta lingkungan yang berharap Biden akan lebih kuat dalam masalah iklim.
Earthjustice, sebuah firma hukum lingkungan, mengatakan keputusan itu telah membuka jalan bagi tuntutan hukum tambahan yang bertujuan menghentikan proyek tersebut.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Willow Project Tuai Kritik PBB, Sekjen akan Ambil Sikap
-
Apa yang Bisa Terjadi setelah Proyek Willow Disahkan? Nasib Karibu Jadi Sorotan
-
Mengapa Project Willow Tuai Kontroversi? Ternyata Ini Sebabnya
-
Ramai Dikecam oleh Aktivis Lingkungan, Ini yang Perlu Kamu Tahu tentang Willow Project
-
Kirim Link Bitcoin, Remaja yang Hack Akun Twitter Joe Biden dan Barack Obama Akhirnya Diekstradisi
-
Tweet Joe Biden Lebih Populer dari Elon Musk, Karyawan Twitter Ketar-ketir
-
AS Tembak Objek Misterius di Alaska, Terbang menuju Kutub Utara
-
Kisruh Chip AS vs China Memanas, Belanda Pegang Peran Kunci
-
TikTok Mulai akan Dilarang Masuk DPR AS, Ini Sebabnya
-
7 Fakta Skandal Twitter Files: FBI Turun Tangan Terkait Dugaan Penyensoran